Kisah yang tercatat dalam Kitab Hakim-hakim, khususnya pasal 8 ayat 10, memberikan gambaran tentang strategi militer dan keberanian luar biasa yang ditunjukkan oleh orang Israel di bawah kepemimpinan Gideon. Ayat ini menggambarkan titik balik dalam pertempuran melawan bangsa Midian, sebuah bangsa yang telah lama menindas Israel.
Bangsa Midian, bersama dengan sekutunya, telah menjadi momok bagi bangsa Israel selama bertahun-tahun. Mereka merusak hasil panen dan membuat kehidupan Israel sangat sulit. Dalam kondisi keputusasaan inilah, Gideon dipanggil oleh Tuhan untuk membebaskan umat-Nya. Namun, perjalanan Gideon tidaklah mudah.
Gideon awalnya ragu dan membutuhkan tanda-tanda dari Tuhan. Setelah mendapatkan keyakinan, ia mulai mengumpulkan pasukannya. Namun, jumlah pasukan Midian sangatlah besar, membuat Gideon dan orang Israel merasa gentar. Di sinilah peran strategi ilahi mulai terlihat. Tuhan meminta Gideon untuk mengurangi jumlah pasukannya secara drastis, dari puluhan ribu menjadi hanya tiga ratus orang. Ini adalah langkah yang secara logika sangat tidak masuk akal, namun menjadi kunci kemenangan.
Ayat Hakim-hakim 8:10 ini menyoroti momen krusial ketika pasukan utama Gideon, yang telah dipilih melalui proses penyaringan yang ketat, mulai bergerak mengejar musuh. Sejumlah seribu orang dari suku Ruben, suku Gad, dan setengah suku Manasye, yang memegang perlengkapan perang, memimpin penyerbuan. Di belakang mereka, dua ratus ribu prajurit lainnya yang tersisa, meski tidak disebutkan secara spesifik perlengkapan mereka, tetap melanjutkan pengejaran. Jumlah ini menunjukkan bahwa meski sebagian besar pasukan telah disingkirkan, kekuatan yang masih ada pun tetap signifikan dan siap untuk bertempur.
Kemenangan ini bukan semata-mata karena kekuatan fisik atau jumlah pasukan, tetapi lebih kepada keberanian yang datang dari keyakinan pada Tuhan. Strategi Gideon, yang didukung oleh kekuatan ilahi, berhasil memecah belah dan mengalahkan pasukan Midian yang jauh lebih besar. Peristiwa ini mengajarkan bahwa keberanian sejati tidak diukur dari jumlah atau kekuatan, melainkan dari iman dan kepercayaan pada pertolongan yang lebih tinggi.
Kisah hakim-hakim 8:10 mengajarkan kita beberapa pelajaran penting. Pertama, bahwa Tuhan seringkali bekerja melalui cara-cara yang tidak terduga dan bertentangan dengan logika manusia. Kedua, keberanian untuk bertindak, meskipun dalam jumlah yang sedikit atau kondisi yang menantang, dapat membawa hasil yang luar biasa ketika didasari oleh iman. Ketiga, dalam menghadapi kesulitan, tidak peduli seberapa besar musuh yang dihadapi, fokus pada tujuan dan keyakinan pada pertolongan Tuhan adalah kunci utama untuk meraih kemenangan.
Kemenangan ini tidak hanya membebaskan Israel dari penindasan Midian, tetapi juga memperkuat iman mereka kepada Tuhan dan membuktikan bahwa dengan perlengkapan yang tepat, yaitu iman yang teguh, bahkan jumlah yang kecil pun dapat mengalahkan yang besar.