"Dan keturunan Yakub akan menjadi api, keturunan Yusuf akan menjadi nyala api, dan keturunan Esau akan menjadi jerami. Mereka akan menyala melawan mereka dan melahap mereka, sehingga tidak ada yang tinggal dari keturunan Esau, sebab TUHAN telah berfirman."
Kitab Obaja, meskipun singkat, mengandung pesan yang kuat dan mendalam tentang keadilan ilahi serta nasib bangsa-bangsa. Ayat 1:18 secara khusus menyoroti kontras antara keturunan Yakub (yang melambangkan umat pilihan Tuhan) dan keturunan Esau (yang identik dengan bangsa Edom). Pernyataan bahwa keturunan Yakub akan menjadi "api" dan "nyala api" yang melahap keturunan Esau yang bagaikan "jerami" bukanlah sekadar gambaran kekerasan fisik, melainkan sebuah metafora kuat tentang kehancuran total dan keadilan yang tak terhindarkan bagi mereka yang menentang kehendak Tuhan dan menganiaya umat-Nya.
Kisah dalam Kitab Obaja berawal dari serangan dan penghinaan yang dilakukan oleh bangsa Edom terhadap Yehuda, terutama pada saat Yerusalem jatuh ke tangan musuh. Bangsa Edom, yang merupakan keturunan Esau, saudara Yakub, seharusnya memiliki hubungan persaudaraan. Namun, mereka justru bersukacita atas kemalangan saudara mereka dan bahkan ikut menjarah serta mengkhianati mereka yang melarikan diri. Perilaku inilah yang membangkitkan murka Tuhan, karena penindasan terhadap umat pilihan-Nya tidak akan dibiarkan begitu saja.
Metafora api dan jerami dalam Obaja 1:18 menyiratkan bahwa keturunan Yakub, dengan kekuatan yang diberikan Tuhan, akan menjadi agen dari pembalasan ilahi. Api di sini melambangkan pemurnian dan penghakiman. Keturunan Yusuf, yang mewakili sebagian besar keturunan Yakub, akan menjadi kekuatan yang tak terhentikan bagi Edom. Sedangkan jerami adalah bahan yang mudah terbakar dan lenyap seketika. Ini menunjukkan betapa rentannya dan tidak berdayanya Edom di hadapan keadilan Tuhan yang ditegakkan melalui umat-Nya. Frasa "sehingga tidak ada yang tinggal dari keturunan Esau" menegaskan totalitas kehancuran yang akan dialami oleh Edom, sebuah konsekuensi langsung dari ketidaktaatan dan permusuhan mereka terhadap Tuhan dan umat-Nya.
Lebih dari sekadar ramalan tentang pembalasan, ayat ini juga mengandung janji pengharapan. Bagi keturunan Yakub, ayat ini menegaskan bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya. Akan ada saatnya di mana keadilan akan ditegakkan, dan mereka yang telah menganiaya akan menerima ganjaran yang setimpal. Keturunan Yakub, yang seringkali mengalami penindasan, pada akhirnya akan menjadi alat Tuhan untuk membawa keadilan dan mengembalikan kehormatan. Pesan ini memberikan kekuatan dan keyakinan bahwa Tuhan adalah pembela umat-Nya dan keadilan-Nya pasti akan datang.
Penting untuk memahami bahwa pesan ini, meskipun berbicara tentang kehancuran lawan, juga merupakan bagian dari rencana Tuhan yang lebih besar untuk memulihkan dan memberkati umat-Nya. Ini adalah pengingat bahwa tindakan kekerasan, penghinaan, dan permusuhan terhadap umat Tuhan akan memiliki konsekuensi yang berat. Sebaliknya, kesetiaan, kebenaran, dan pertobatan akan membawa pada pemulihan dan kemenangan. Obaja 1:18 mengingatkan kita akan kekuatan keadilan ilahi dan janji Tuhan kepada mereka yang setia.