Ibrani 13:10

"Kita mempunyai sebuah mezbah yang tidak boleh dimakan oleh mereka yang melakukan tugas dalam Kemah Suci."

YESUS Korban Sejati

Simbol hati putih melambangkan pengorbanan Yesus yang murni dan tak bercela.

Ayat Ibrani 13:10 ini membawa kita pada pemahaman yang mendalam tentang makna pengorbanan dalam kekristenan, sekaligus membedakannya dari praktik keagamaan di masa lalu. Penulis Kitab Ibrani secara gamblang menegaskan keberadaan sebuah "mezbah" yang berbeda, yang tidak dapat diakses oleh mereka yang terikat pada tradisi ibadah Perjanjian Lama, terutama yang berkaitan dengan Kemah Suci. Perbedaan fundamental ini terletak pada sifat dan esensi dari mezbah itu sendiri.

Mezbah Perjanjian Lama vs. Mezbah Baru

Pada zaman Perjanjian Lama, mezbah adalah tempat di mana korban persembahan hewan disajikan untuk menebus dosa umat. Hewan-hewan ini disembelih, dan sebagian dari daging korban ada yang dimakan oleh para imam sebagai bagian dari tugas pelayanan mereka di Kemah Suci. Praktik ini, meskipun penting dalam sistem tebusan dosa sementara, memiliki keterbatasan karena hewan tidak memiliki nilai yang setara untuk menanggung dosa manusia secara kekal.

Namun, penulis Ibrani menunjuk pada sebuah realitas yang jauh lebih tinggi dan abadi: Yesus Kristus sendiri. Yesus adalah Anak Domba Allah yang dikorbankan satu kali untuk selamanya, menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29). Dia adalah korban persembahan yang sempurna, membawa penebusan yang kekal dan memuaskan keadilan ilahi. Altar yang dimaksud dalam Ibrani 13:10 bukanlah mezbah fisik yang terbuat dari batu atau kayu, melainkan pribadi Yesus Kristus yang melalui kematian-Nya di kayu salib, menjadi pengantara antara Allah dan manusia, sekaligus menjadi korban yang mendamaikan.

Akses Melalui Iman

Mengapa mereka yang melakukan tugas dalam Kemah Suci tidak dapat makan dari mezbah ini? Ini bukan karena larangan tanpa alasan, melainkan karena mezbah baru ini adalah Yesus sendiri. Mereka yang terikat pada sistem ibadah Perjanjian Lama masih berfokus pada ritual dan simbol, sementara mezbah kekristenan adalah kenyataan keselamatan yang dicapai melalui pengorbanan Kristus. Akses kepada mezbah ini tidak melalui persembahan hewan atau kepatuhan pada hukum Taurat secara ritualistik, melainkan melalui iman kepada Yesus Kristus.

Bagi orang percaya, Mezbah ini adalah Kristus. Makan dari mezbah ini berarti mengambil bagian dalam tubuh dan darah-Nya, yang disimbolkan dalam perjamuan kasih. Ini bukan makan secara fisik, melainkan mengambil bagian dalam pemeliharaan ilahi, pengampunan dosa, dan kehidupan kekal yang Ia sediakan melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Ini adalah persekutuan yang mendalam dengan Tuhan, di mana kita terus-menerus diingatkan akan kasih-Nya yang terbesar melalui pengorbanan-Nya di kayu salib.

Makna Kekinian

Ibrani 13:10 mengajarkan bahwa kita tidak lagi perlu mencari pengampunan melalui sistem ritual yang rumit. Kristus telah menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kita memiliki akses langsung kepada Allah Bapa melalui pengorbanan Anak-Nya. Mezbah kekal ini adalah sumber kekuatan, penghiburan, dan jaminan keselamatan bagi setiap orang yang percaya. Ia adalah tempat di mana kita menemukan pendamaian sejati dan kehidupan yang berkelimpahan, yang terus-menerus memelihara rohani kita.