Surat Ibrani, sebuah karya teologis yang mendalam, terus menerus menyoroti keunggulan perjanjian baru dalam Kristus dibandingkan dengan perjanjian lama yang telah ditetapkan oleh Musa. Salah satu ayat kunci yang menggambarkan dasar dari perjanjian lama adalah Ibrani 9:19. Ayat ini mencatat bagaimana Musa, setelah menerima seluruh hukum dari Tuhan, melakukan sebuah upacara penting yang melibatkan darah. Ini bukan sekadar ritual tanpa makna, melainkan sebuah fondasi simbolis yang krusial bagi umat Israel.
Musa mengambil darah dari hewan kurban, yaitu anak lembu jantan dan anak domba jantan, lalu mencampurnya dengan air, bulu ungu halus, dan hisop. Dengan campuran ini, ia memerciki kitab hukum dan seluruh umat Israel. Tindakan ini secara tegas mengaitkan hukum Taurat dengan penebusan melalui darah. Dalam budaya kuno, darah melambangkan kehidupan, dan oleh karena itu, darah yang dicurahkan merupakan pengakuan akan kebutuhan akan pengampunan dan pengorbanan untuk menutupi ketidaktaatan umat. Hukum Tuhan itu suci, dan pelanggarannya membawa konsekuensi kematian. Namun, melalui darah hewan kurban, sebuah penangguhan dan pengampunan sementara dapat diberikan.
Penting untuk memahami konteks perjanjian ini. Perjanjian yang dibuat di Gunung Sinai antara Tuhan dan Israel, sebagaimana diuraikan dalam Keluaran 24, adalah perjanjian yang mendasari banyak praktik ibadah dalam Perjanjian Lama. Musa bertindak sebagai mediator antara Tuhan dan umat-Nya. Upacara percikan darah yang disebutkan dalam Ibrani 9:19 merujuk pada peristiwa ini, yang menekankan keseriusan perjanjian dan perlunya penebusan untuk hubungan yang benar dengan Tuhan. Kitab itu sendiri, yang berisi firman Tuhan, memerlukan penyucian agar dapat berinteraksi dengan umat yang berdosa.
Penulis Ibrani menggunakan peristiwa ini untuk kontras dengan perjanjian baru. Jika perjanjian lama memerlukan darah hewan untuk penyucian dan peneguhan, maka perjanjian baru dalam Kristus jauh lebih unggul. Yesus Kristus sendiri adalah Anak Domba Allah yang sempurna, yang darah-Nya yang berharga dicurahkan sekali untuk selamanya di kayu salib. Darah Kristus tidak hanya menyucikan umat dari dosa, tetapi juga menjamin hubungan yang kekal dan sempurna dengan Tuhan. Ibrani 9:14 dengan jelas menyatakan, "betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup."
Jadi, Ibrani 9:19 mengingatkan kita pada fondasi hukum dan perjanjian lama, yang meskipun penting, memiliki keterbatasan. Itu adalah bayangan dari kebenaran yang lebih besar yang kita miliki dalam Yesus Kristus. Melalui pemahaman akan ritual kuno ini, kita dapat lebih menghargai karya penebusan Kristus yang tak tertandingi, yang menyatukan kita dengan Tuhan secara permanen dan sempurna.
Untuk wawasan lebih lanjut, Anda dapat membaca pembahasan mengenai perjanjian dalam Alkitab.