"Kemudian haruslah ia mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu, dan membawanya masuk ke dalam Kemah Pertemuan, sesudah berbuat korban penghapus dosa untuk dirinya sendiri, untuk kaumnya dan untuk seluruh umat Israel, lalu ia harus membubuhkannya pada tanduk-tanduk mezbah yang ada di hadapan TUHAN di dalam Kemah Pertemuan itu."
Ayat Imamat 16:18 merupakan bagian integral dari ritual Hari Pendamaian Agung (Yom Kippur) dalam tradisi keagamaan Israel kuno. Ayat ini menggarisbawahi pentingnya darah dalam penebusan dosa dan pemulihan hubungan umat dengan Tuhan. Pada hari yang paling suci dalam kalender Yahudi ini, Imam Besar menjalankan serangkaian upacara yang dirancang untuk membersihkan dosa seluruh umat Israel.
Inti dari upacara ini adalah penggunaan darah kurban. Ayat yang kita bahas secara spesifik memerintahkan Imam Besar untuk mengambil darah lembu jantan, yang merupakan korban penghapus dosa untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Tindakan ini menunjukkan bahwa bahkan para pemimpin rohani pun memerlukan penebusan. Setelah memastikan dirinya sendiri telah disucikan, darah itu kemudian dibawa masuk ke dalam Kemah Pertemuan.
Tujuan utama membawa darah ini ke dalam Kemah Pertemuan adalah untuk dipersembahkan di hadapan Tuhan. Instruksi selanjutnya dalam ayat ini adalah "membubuhkannya pada tanduk-tanduk mezbah yang ada di hadapan TUHAN di dalam Kemah Pertemuan itu." Mezbah pembakaran dupa di dalam Ruang Maha Kudus, atau altar korban di pelataran luar, keduanya memiliki tanduk yang melambangkan kuasa atau otoritas. Dengan membubuhkan darah pada tanduk-tanduk mezbah, Imam Besar melakukan tindakan simbolis penebusan dosa. Darah ini menjadi perantara, menutupi dosa-dosa umat dan memulihkan kesucian di hadapan Tuhan.
Penting untuk dicatat bahwa seluruh rangkaian ritual ini berakar pada pemahaman teologis tentang kekudusan Tuhan dan ketidaklayakan manusia. Dosa adalah sesuatu yang sangat serius di hadapan Tuhan yang kudus, dan hanya melalui darah, sesuai dengan hukum Tuhan, dosa dapat ditebus. Imamat 17:11 menegaskan prinsip ini dengan menyatakan, "Sebab nyawa makhluk ada di dalam darahnya, dan Aku memberikannya kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah itulah yang mengadakan pendamaian karena nyawanya."
Dalam konteks yang lebih luas, ritual Hari Pendamaian Agung ini menjadi bayangan rohani dari pengorbanan agung Yesus Kristus di kayu salib. Seperti darah lembu jantan yang membawa pendamaian pada masa Perjanjian Lama, darah Yesus, Anak Domba Allah yang sempurna, memberikan penebusan abadi bagi dosa-dosa seluruh dunia. Surat Ibrani menjelaskan hal ini dengan rinci, membandingkan efektivitas pengorbanan Perjanjian Lama dengan pengorbanan Kristus yang superior dan sekali untuk selamanya.
Memahami Imamat 16:18 bukan hanya tentang mempelajari sejarah ibadah Israel kuno, tetapi juga tentang menghargai kedalaman kasih dan keadilan Tuhan. Ayat ini mengajarkan bahwa penebusan membutuhkan pengorbanan yang berdarah, dan bahwa Tuhan telah menyediakan jalan agar umat-Nya dapat dipulihkan kepada-Nya melalui iman. Melalui pemahaman ayat-ayat seperti ini, kita dapat semakin mengapresiasi anugerah penebusan yang telah dianugerahkan kepada kita.