Ayat Imamat 16:20 ini membawa kita pada inti dari ritual Hari Pendamaian (Yom Kippur) dalam tradisi Yahudi kuno. Ini bukan sekadar serangkaian tindakan ritualistik tanpa makna, melainkan sebuah gambaran yang mendalam tentang cara Tuhan menyediakan jalan bagi umat-Nya untuk kembali kepada-Nya dalam keadaan bersih dan dipulihkan.
Dalam konteks Imamat pasal 16, dijelaskan serangkaian upacara yang sangat spesifik yang harus dilakukan oleh Imam Besar. Salah satu momen krusial adalah ketika Imam Besar masuk ke tempat Mahakudus, tempat yang paling suci, untuk mempersembahkan korban penebus dosa bagi dirinya sendiri dan bagi seluruh umat Israel. Setelah semua prosesi penebusan dosa selesai, termasuk pengiriman kambing jantan untuk Azazel ke padang gurun yang melambangkan pengangkutan dosa menjauh, tibalah saatnya untuk kambing jantan yang masih hidup.
Kambing jantan yang disebutkan dalam Imamat 16:20 ini merupakan simbol akhir dari proses pemulihan. Setelah Imam Besar selesai melaksanakan semua tugasnya yang berat di tempat kudus, dan mezbah telah disucikan, kambing jantan yang masih hidup itu dipersembahkan. Persembahan ini menandakan bahwa segala sesuatu telah diselesaikan, dan umat diperkenankan kembali dalam hubungan yang benar dengan Tuhan. Ini adalah pengingat yang kuat bahwa pembersihan dan pengampunan adalah langkah fundamental untuk memulihkan hubungan yang retak akibat dosa.
Penting untuk dipahami bahwa ritual ini bukan hanya perayaan keagamaan bagi orang Israel kuno. Bagi kita yang hidup di masa kini, ayat ini memiliki makna yang lebih luas melalui penggenapannya dalam diri Yesus Kristus. Yesus, Imam Besar kita yang sempurna, telah mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban penebus dosa yang terakhir dan paling sempurna bagi seluruh umat manusia. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, dosa-dosa kita diampuni, dan kita dipulihkan dalam hubungan yang benar dengan Bapa di surga. Inilah arti sebenarnya dari pemulihan melalui pengampunan yang disediakan oleh Tuhan.
Setiap kali kita merenungkan Imamat 16:20, kita diingatkan akan kasih karunia Tuhan yang luar biasa. Ia tidak membiarkan kita terperangkap dalam jurang dosa, tetapi Ia telah menyediakan jalan keluar yang mulia. Pemulihan yang ditawarkan bukanlah hasil dari usaha kita sendiri, melainkan anugerah yang diterima melalui iman. Seperti kambing jantan yang dipersembahkan setelah pendamaian selesai, Yesus Kristus adalah persembahan terakhir yang membawa pembersihan total dan memungkinkan kita untuk kembali berdiri di hadapan Tuhan dengan hati yang bersih dan semangat yang baru.
Lebih jauh lagi, ayat ini mengajarkan tentang pentingnya penyelesaian yang tuntas. Seluruh ritual harus dilakukan dengan seksama, dari awal hingga akhir, demi pemulihan yang sempurna. Ini mencerminkan kesempurnaan rencana keselamatan Tuhan. Tidak ada yang terlewat, tidak ada yang terabaikan. Melalui pengurbanan Kristus, kita mendapatkan pembersihan yang lengkap dan pemulihan yang abadi. Kehidupan baru yang dianugerahkan-Nya memungkinkan kita untuk hidup dalam terang dan memperkenan hati Tuhan setiap hari.