"Dan jika seorang laki-laki tidur dengan seekor binatang, ia harus dibunuh, dan kamu harus membunuh binatang itu."
Ayat Imamat 20:15 merupakan bagian dari serangkaian hukum dan ketetapan yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel melalui Musa. Ayat ini secara spesifik membahas tentang tindakan yang dianggap menjijikkan dan melanggar tatanan moral serta kekudusan yang Tuhan inginkan dari umat-Nya. Dalam konteks Kitab Imamat, hukum-hukum ini bertujuan untuk membedakan umat Israel dari bangsa-bangsa lain dan menanamkan kesadaran akan kekudusan Tuhan serta pentingnya hidup kudus sebagai respons terhadap anugerah keselamatan-Nya.
Tindakan yang dilarang dalam Imamat 20:15, yaitu persetubuhan antara manusia dengan binatang, dikenal sebagai sodomi atau bestialitas. Pelanggaran ini tidak hanya dipandang sebagai pelanggaran norma sosial dan moral, tetapi juga sebagai bentuk pencemaran terhadap ciptaan Tuhan. Tuhan adalah Pencipta segala sesuatu, dan setiap makhluk ciptaan memiliki tempat dan fungsinya masing-masing. Melanggar batas-batas yang ditetapkan-Nya dalam relasi antar makhluk adalah tindakan yang menentang keteraturan ilahi.
Representasi visual keteraturan dan harmoni dalam ciptaan.
Hukuman yang ditetapkan dalam ayat ini sangat tegas: "ia harus dibunuh, dan kamu harus membunuh binatang itu." Ketegasan hukuman ini menunjukkan betapa seriusnya Tuhan memandang pelanggaran ini. Tujuannya bukan semata-mata untuk menghukum, melainkan untuk menjaga kemurnian umat-Nya dan mencegah penyebaran praktik-praktik yang merusak. Ini juga berfungsi sebagai peringatan keras bagi setiap individu untuk memelihara kekudusan dalam segala aspek kehidupan mereka, termasuk dalam relasi-relasi mereka.
Dalam tafsir Kristen, meskipun hukum-hukum Perjanjian Lama seperti Imamat 20:15 memiliki konteks spesifik bagi bangsa Israel, prinsip kekudusan yang mendasarinya tetap relevan. Yesus Kristus mengajarkan bahwa larangan terhadap perzinahan bukan hanya berlaku pada tindakan fisik, tetapi juga pada pikiran dan keinginan (Matius 5:28). Ini menunjukkan bahwa standar moral Tuhan jauh melampaui sekadar aturan tertulis; Ia menyerukan kemurnian hati dan pikiran.
Memahami Imamat 20:15 hari ini mengajak kita untuk merenungkan pentingnya memelihara kekudusan pribadi dan komunal. Ini berarti menjaga diri dari segala bentuk kecemaran, baik jasmani maupun rohani, yang dapat menjauhkan kita dari Tuhan. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah Tuhan yang kudus, dan Ia memanggil umat-Nya untuk hidup kudus sebagaimana Ia adalah kudus (1 Petrus 1:15-16). Dengan menjaga diri tetap bersih dari dosa dan mematuhi firman-Nya, kita menunjukkan penghargaan kita kepada Tuhan dan berpartisipasi dalam rencana-Nya untuk memulihkan segala sesuatu dalam kekudusan-Nya.