"Pada hari itu juga kamu harus menyerukan pengumuman; perayaan kudus haruslah kamu adakan, janganlah kamu melakukan pekerjaan berat pada hari itu. Itulah ketetapan untuk selama-lamanya di segala tempat kediamanmu pada hari-hari raya itu."
Ayat Imamat 23:21 merupakan bagian penting dari petunjuk Tuhan mengenai hari-hari raya bagi umat Israel. Ayat ini secara spesifik menyoroti pentingnya perayaan Hari Raya Pendamaian (Yom Kippur), yang merupakan hari yang sangat sakral di kalender Yahudi. Perintah Tuhan kepada umat-Nya bukan hanya sekadar aturan, melainkan sebuah undangan untuk mengalami kedekatan, penyucian, dan persekutuan yang mendalam dengan Pencipta. Di tengah kesibukan duniawi, Tuhan menetapkan waktu-waktu khusus untuk beristirahat, merenung, dan memuliakan Nama-Nya.
Frasa "perayaan kudus haruslah kamu adakan" menekankan bahwa hari-hari raya ini bukanlah sekadar libur biasa. Ia adalah momen yang dikhususkan, dipisahkan dari aktivitas sehari-hari yang bersifat profan, untuk menyentuh dimensi kekudusan. Ini adalah panggilan untuk menghentikan segala pekerjaan berat, baik itu pekerjaan tanah, perdagangan, maupun urusan duniawi lainnya, agar seluruh perhatian dapat tertuju pada hubungan dengan Tuhan dan sesama. Kehidupan yang dijalani dengan penuh ketaatan pada perintah-perintah ilahi akan senantiasa diberkati.
Perintah "janganlah kamu melakukan pekerjaan berat pada hari itu" memiliki makna yang ganda. Di satu sisi, ini adalah instruksi literal untuk tidak bekerja fisik agar umat dapat sepenuhnya beristirahat dan fokus pada aspek spiritual perayaan. Di sisi lain, ini juga mengajarkan tentang pentingnya "mengistirahatkan" hati dari beban-beban kekhawatiran duniawi. Ini adalah pengingat bahwa kehidupan bukan hanya tentang produktivitas semata, tetapi juga tentang kualitas spiritual dan persekutuan. Dengan berhenti bekerja, umat diajak untuk menyadari bahwa hidup mereka tidak bergantung pada usaha mereka sendiri, melainkan pada pemeliharaan Tuhan.
Penegasan "Itulah ketetapan untuk selama-lamanya di segala tempat kediamanmu" menunjukkan universalitas dan kekekalan dari perintah ini. Ketetapan ini berlaku bagi seluruh umat Israel, di mana pun mereka berada, dan untuk generasi yang akan datang. Ini bukan hanya ritual sementara, tetapi sebuah fondasi dari cara hidup yang berkenan di hadapan Tuhan. Melalui perayaan hari raya ini, umat diajak untuk terus mengingat karya-karya besar Tuhan, janji-janji-Nya, dan kasih-Nya yang tak berkesudahan. Ini adalah cara untuk menjaga identitas rohani mereka tetap kuat di tengah tantangan zaman.
Dalam konteks yang lebih luas, Imamat 23:21 juga mengajarkan kita tentang keseimbangan dalam hidup. Ketaatan pada perintah Tuhan seringkali melibatkan pengorbanan, yaitu melepaskan kenyamanan atau keuntungan duniawi demi sesuatu yang lebih berharga. Perayaan hari raya ini mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam rutinitas duniawi yang melelahkan, tetapi untuk secara sadar meluangkan waktu untuk pertumbuhan rohani, ibadah, dan persekutuan. Ini adalah prinsip yang relevan hingga kini, mengajak kita untuk menemukan 'hari raya' dalam kehidupan kita sendiri, saat kita dapat menghentikan kesibukan, memulihkan diri secara spiritual, dan memperdalam hubungan dengan Tuhan.