"Perhitungannya ialah pada tahun-tahun sebelum tahun Yobel: ia akan membayar harganya, dan harga belinya haruslah dengan jumlah tahun-tahun itu; ia harus membayarnya seperti harga orang upahan."
Ayat Imamat 25:51 berasal dari bagian hukum Taurat yang mengatur tentang tahun Yobel. Tahun Yobel adalah tahun pengampunan dan pemulihan yang dirayakan setiap 50 tahun sekali dalam tradisi Israel kuno. Pada tahun ini, terjadi beberapa hal penting: tanah kembali kepada pemilik aslinya, budak-budak dibebaskan, dan utang-utang dihapuskan. Ayat ini secara spesifik membahas perhitungan harga penebusan bagi seseorang atau tanah yang telah dijual atau dijaminkan, dan bagaimana harga tersebut harus disesuaikan dengan sisa waktu hingga tahun Yobel berikutnya.
Inti dari peraturan ini adalah keadilan dan kemanusiaan. Dalam sistem ekonomi kuno, orang bisa terjerat dalam utang yang melumpuhkan, bahkan sampai menjual diri atau tanah mereka untuk bertahan hidup. Tahun Yobel berfungsi sebagai mekanisme pengaman untuk mencegah kesenjangan sosial yang ekstrem dan memulihkan kondisi ekonomi serta sosial masyarakat. Imamat 25:51 mengajarkan prinsip bahwa kebebasan dan kepemilikan seharusnya tidak dihambat secara permanen oleh kesulitan ekonomi.
Perbandingan dengan "harga orang upahan" menunjukkan adanya kalkulasi yang rasional dan proporsional. Bukan sekadar angka sembarangan, tetapi biaya yang mencerminkan nilai waktu yang tersisa. Ini menekankan pentingnya perhitungan yang adil dalam setiap transaksi, terutama yang berkaitan dengan kebebasan dan hak milik. Keadilan dalam konteks ini bukan hanya berarti tidak mengambil keuntungan yang tidak semestinya, tetapi juga memastikan bahwa proses penebusan berjalan dengan cara yang meringankan, bukan menambah beban.
Lebih dari sekadar hukum ritual atau sosial, Imamat 25:51 juga mencerminkan prinsip teologis yang lebih dalam. Dalam Kitab Suci, konsep penebusan (redemption) menjadi tema sentral. Penebusan mengacu pada tindakan pembebasan dari perbudakan, dosa, atau kondisi yang menindas. Ayat ini memberikan gambaran tentang bagaimana penebusan bisa terjadi melalui perhitungan yang adil dan pemulihan.
Dalam perspektif Kristen, prinsip ini sering dihubungkan dengan penebusan yang lebih besar yang telah Yesus Kristus lakukan melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Kita, yang sebelumnya terikat oleh dosa dan maut, kini dapat dibebaskan. Kebebasan ini bukan hanya pembebasan dari hukuman, tetapi juga pemulihan hubungan kita dengan Tuhan dan pemberian kehidupan yang baru. Perhitungan harga penebusan dalam Imamat 25:51 menjadi analogi yang menarik untuk memahami bagaimana harga yang harus dibayar untuk pembebasan kita sudah diperhitungkan dan ditanggung sepenuhnya oleh Kristus.
Meskipun konteks Israel kuno berbeda dengan kehidupan modern, prinsip-prinsip yang terkandung dalam Imamat 25:51 tetap relevan. Prinsip keadilan dalam ekonomi, perhatian terhadap mereka yang terjerat utang, serta pentingnya pemulihan dan pemberian kesempatan kedua adalah nilai-nilai universal. Ajaran tentang penebusan dan pembebasan mengingatkan kita untuk terus peduli pada mereka yang tertindas atau terbelenggu oleh berbagai bentuk kesulitan, baik itu kemiskinan, ketidakadilan, maupun kecanduan. Ayat ini mendorong kita untuk melihat bagaimana keadilan dan kasih dapat diwujudkan dalam tindakan nyata, membawa pemulihan dan harapan bagi sesama.
Dengan memahami Imamat 25:51, kita diajak untuk merenungkan lebih dalam tentang arti sebenarnya dari kebebasan, keadilan, dan penebusan, serta bagaimana prinsip-prinsip ini seharusnya membentuk cara kita berinteraksi satu sama lain dan dengan dunia di sekitar kita.