Imamat 27:7

"dan jikalau ia bernazar kepada Tuhan, atau bersumpah mengikat dirinya dengan ikrar, maka janganlah ia melanggar perkataannya: haruslah ia berbuat tepat seperti yang diucapkannya."

Janji

Sebuah simbol janji yang teguh dan penggenapannya.

Ayat ini dari Kitab Imamat, pasal 27, ayat 7, membawa kita pada sebuah ajaran penting mengenai janji dan nazar yang dibuat kepada Tuhan. Dalam konteks hukum Taurat, ayat ini menekankan keseriusan dan kekuatan sebuah komitmen yang diucapkan di hadapan ilahi. Inti dari ayat ini adalah penekanan bahwa perkataan yang telah diucapkan, terutama yang berkaitan dengan nazar atau sumpah kepada Tuhan, harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh. Tidak boleh ada penyimpangan atau pengabaian.

Ketika seseorang membuat nazar kepada Tuhan, ia secara sukarela mengikatkan diri pada suatu tindakan, persembahan, atau penyerahan diri tertentu. Hal ini bukan sekadar ucapan biasa, melainkan sebuah ikrar suci yang memiliki implikasi spiritual dan moral. Tuhan menghendaki kejujuran dan keteguhan hati dari umat-Nya. Oleh karena itu, tidak melanggar perkataan menjadi sebuah prinsip yang fundamental dalam relasi antara manusia dengan Sang Pencipta.

Pemenuhan janji ini tidak hanya tentang menjaga reputasi di hadapan Tuhan, tetapi juga tentang memelihara integritas diri. Mengingkari janji dapat merusak hubungan seseorang dengan Tuhan dan juga dengan sesama. Dalam tradisi keagamaan Yahudi, yang tertuang dalam Imamat, kepatuhan terhadap hukum dan perintah Tuhan adalah inti dari perjanjian mereka. Ayat 27:7 ini adalah salah satu pengingat bahwa kesetiaan dalam pengucapan janji adalah bagian tak terpisahkan dari ketaatan tersebut.

Meskipun ayat ini berasal dari konteks hukum Taurat, prinsipnya tetap relevan bagi umat beragama pada umumnya. Keseriusan dalam membuat janji, baik yang diucapkan kepada Tuhan maupun yang diucapkan kepada sesama, adalah cerminan dari karakter yang jujur dan bertanggung jawab. Rahmat Tuhan seringkali dilimpahkan kepada mereka yang setia dan berintegritas dalam hidupnya. Penggenapan janji adalah salah satu bentuk ekspresi kesetiaan tersebut, menunjukkan bahwa perkataan yang keluar dari bibir kita memiliki bobot dan konsekuensi.

Dalam praktik sehari-hari, ayat ini bisa diartikan lebih luas. Segala bentuk komitmen yang kita buat, terutama yang berkaitan dengan kehidupan spiritual, pelayanan, atau bahkan janji pribadi yang mulia, harus dijaga. Jika kita berjanji untuk melakukan kebaikan, menjadi pribadi yang lebih baik, atau memberikan sesuatu untuk kemuliaan Tuhan, maka kita dipanggil untuk menepatinya. Tuhan melihat hati kita, namun Ia juga menghargai keteguhan tindakan kita dalam mengikuti apa yang telah kita ucapkan.

Oleh karena itu, marilah kita bijak dalam setiap ucapan yang kita sampaikan, terutama ketika itu menyangkut janji atau sumpah kepada Tuhan. Biarlah perkataan kita mencerminkan ketulusan hati dan komitmen yang teguh, sehingga hidup kita dapat menjadi kesaksian yang berkenan di hadapan-Nya. Penggenapan janji adalah cara kita menunjukkan rasa hormat dan syukur atas kasih dan rahmat yang tak terhingga dari Tuhan.