Imamat 4:28

"Tetapi jika ia berbuat dosa dengan sengaja, ia harus mempersembahkan seekor kambing jantan yang tidak bercela sebagai korban karena dosa."

Ilustrasi kambing jantan persembahan dosa

Pentingnya Korban Karena Dosa

Kitab Imamat merupakan panduan mendalam mengenai hukum-hukum dan ritual yang diberikan Allah kepada bangsa Israel. Di dalamnya, terdapat detail mengenai berbagai jenis persembahan yang harus dipersembahkan, termasuk korban karena dosa. Imamat 4:28 secara spesifik membahas mengenai tindakan berdosa yang dilakukan dengan sengaja atau sadar. Ayat ini menegaskan bahwa bahkan ketika kesalahan dilakukan dengan niat, ada jalan menuju pemulihan dan pengampunan melalui persembahan yang ditetapkan.

Perbedaan antara dosa yang tidak disengaja (disebutkan dalam ayat-ayat sebelumnya) dan dosa yang disengaja sangatlah penting dalam pemahaman hukum Taurat. Dosa yang disengaja menunjukkan tingkat kesadaran dan penolakan terhadap perintah Allah yang lebih tinggi. Oleh karena itu, korban yang diminta untuk dosa yang disengaja haruslah spesifik: seekor kambing jantan yang tidak bercela. Kambing jantan melambangkan kekuatan dan kematangan, sementara ketidakbercelaan menunjukkan kesempurnaan yang harus dipersembahkan kepada Allah.

Kambing Jantan Sebagai Simbol Penebusan

Pemilihan kambing jantan sebagai korban karena dosa yang disengaja bukanlah tanpa makna. Dalam konteks peribadatan Israel kuno, hewan jantan seringkali diasosiasikan dengan kekuatan dan otoritas. Seekor kambing jantan yang tidak bercela menjadi gambaran kesempurnaan yang harus dipersembahkan untuk menutupi ketidaksempurnaan manusia. Hewan ini dipersiapkan dengan cara tertentu, dan darahnya dipercikkan di hadapan Tuhan untuk memohon pengampunan bagi orang yang bersalah.

Ayat ini membuka diskusi tentang sifat dosa itu sendiri. Apakah dosa yang dilakukan "dengan sengaja" berarti tanpa penyesalan? Tentu tidak. Alkitab berulang kali menekankan pentingnya pertobatan dan pengakuan dosa. Imamat 4:28, bersama dengan bagian lain dari hukum Taurat, menunjukkan bahwa Allah menyediakan mekanisme bagi umat-Nya untuk kembali kepada-Nya setelah jatuh, meskipun kesalahan itu disadari. Ini adalah janji awal tentang keadilan dan kasih karunia ilahi.

Relevansi Imamat 4:28 dalam Kehidupan Modern

Bagi orang percaya masa kini, hukum-hukum dalam Imamat seringkali dibaca melalui lensa Perjanjian Baru dan karya penebusan Yesus Kristus. Yesus Kristus sering disebut sebagai "Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia" (Yohanes 1:29). Ia adalah korban sempurna yang dipersembahkan sekali untuk selama-lamanya, menutupi semua dosa, baik yang tidak disengaja maupun yang disengaja.

Meskipun kita tidak lagi mempersembahkan hewan kurban secara harfiah, prinsip di balik Imamat 4:28 tetap relevan. Prinsip tersebut mengajarkan bahwa dosa memiliki konsekuensi, dan diperlukan penebusan yang memadai. Kesadaran akan dosa yang disengaja seharusnya mendorong kita untuk lebih berhati-hati dalam tindakan dan perkataan kita, serta senantiasa mencari pengampunan melalui Kristus. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah itu kudus dan tidak dapat mentolerir dosa, namun juga bahwa Ia adalah Allah yang penuh kasih dan menyediakan jalan bagi kita untuk diperdamaikan dengan-Nya.

Memahami Imamat 4:28 membantu kita menghargai kedalaman pengorbanan Kristus. Jika seekor kambing jantan yang tidak bercela dulunya diperlukan untuk menutupi dosa yang disengaja, betapa lebih besar lagi nilai pengorbanan Kristus yang sempurna untuk menghapus dosa kita secara permanen. Ayat ini adalah pengingat akan keadilan Allah dan sekaligus antisipasi penebusan yang lebih agung yang telah digenapi dalam Kristus.