"Tetapi domba jantan itu, yang disembelih untuk persembahan penghapus dosa bagi Harun dan bagi anak-anaknya, disembelih Harun dan anak-anaknya."
Visualisasi simbolik persembahan penghapus dosa.
Ayat Imamat 8:21 mengisahkan sebuah momen krusial dalam sejarah Israel kuno, yaitu saat penahbisan Harun dan putra-putranya menjadi imam bagi Tuhan. Peristiwa ini dicatat dalam Kitab Imamat, yang merupakan panduan ilahi bagi umat pilihan Tuhan mengenai kekudusan, persembahan, dan tata cara ibadah yang berkenan kepada-Nya. Dalam konteks ibadah, persembahan memiliki makna yang sangat dalam, tidak hanya sebagai bentuk pemberian materi, tetapi lebih dari itu, sebagai ekspresi ketaatan, pengakuan dosa, dan hubungan perjanjian dengan Sang Pencipta.
Domba jantan yang disebutkan dalam Imamat 8:21 diperuntukkan sebagai persembahan penghapus dosa. Ini menunjukkan betapa pentingnya penyucian dari dosa dalam setiap aspek ibadah. Tanpa penyucian, tidak ada seorang pun yang dapat mendekat kepada Tuhan yang kudus. Para imam, sebagai perantara antara umat dan Tuhan, haruslah menjadi yang pertama-tama disucikan. Inilah sebabnya mengapa domba jantan itu disembelih, dan darahnya digunakan dalam ritual penyucian sesuai dengan perintah yang diberikan kepada Musa.
Kewajiban Harun dan anak-anaknya untuk menyembelih domba jantan ini menegaskan pentingnya partisipasi aktif dan tanggung jawab pribadi dalam menjalankan tugas kekudusan. Mereka tidak hanya menerima penahbisan, tetapi juga harus terlibat langsung dalam setiap ritual yang telah ditetapkan. Hal ini mengajarkan bahwa ibadah yang sejati bukanlah sesuatu yang pasif, melainkan memerlukan komitmen, ketaatan, dan kesediaan untuk melaksanakan apa yang Tuhan perintahkan, bahkan dalam hal yang mungkin terasa berat.
Persembahan penghapus dosa ini juga menjadi gambaran foreshadowing dari pengorbanan yang lebih besar di masa depan. Sebagaimana domba jantan disembelih untuk menghapus dosa Harun dan anak-anaknya, demikian pula Yesus Kristus, Sang Anak Domba Allah, rela mengorbankan diri-Nya di kayu salib untuk menghapus dosa seluruh umat manusia. Pengorbanan Kristus adalah pengorbanan yang sempurna dan final, yang memungkinkan kita, sebagai umat-Nya, untuk mendekat kepada Tuhan dengan hati yang kudus dan tanpa rasa bersalah.
Merenungkan Imamat 8:21 membawa kita pada pemahaman yang lebih mendalam tentang sifat ibadah yang Tuhan inginkan. Ibadah yang berkenan kepada-Nya selalu berpusat pada kekudusan, pengorbanan, dan ketaatan. Ia menuntut kita untuk mengakui keberadaan dosa dalam diri kita dan untuk mencari penyucian melalui sarana yang telah Ia sediakan. Kisah ini mengingatkan kita bahwa kedekatan dengan Tuhan bukanlah hak yang otomatis didapat, melainkan sebuah anugerah yang diterima melalui iman dan ketaatan pada firman-Nya.
Oleh karena itu, mari kita belajar dari teladan Harun dan anak-anaknya, serta dari makna simbolis persembahan domba jantan tersebut. Marilah kita mendekati Tuhan dengan hati yang tulus, mengakui kebutuhan kita akan pengampunan dosa, dan hidup dalam kekudusan yang Ia tuntut. Ibadah kita haruslah mencerminkan pengorbanan Kristus dan membawa kita semakin dekat kepada-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita. Dengan demikian, kita dapat mengalami hadirat-Nya yang penuh kasih dan kuasa.