Anak-anak Yefet ialah Gomer, Magog, Madai, Yawan, Tubal, Mesekh dan Tiras.
Kitab Kejadian, khususnya pasal 10, menawarkan sebuah narasi silsilah yang kaya, memetakan penyebaran umat manusia setelah Air Bah. Ayat kedua dari pasal ini, yaitu Kejadian 10:2, secara spesifik memperkenalkan kita kepada garis keturunan Yefet, salah satu dari tiga putra Nuh yang selamat dari bencana besar itu. Silsilah ini bukan sekadar daftar nama, melainkan memiliki makna teologis dan historis yang mendalam, menggambarkan bagaimana benih-benih peradaban mulai tersebar ke seluruh penjuru bumi.
Anak-anak Yefet yang disebutkan – Gomer, Magog, Madai, Yawan, Tubal, Mesekh, dan Tiras – sering kali diinterpretasikan sebagai nenek moyang dari berbagai bangsa dan suku di wilayah utara dan barat, seperti yang dipahami pada masa penulis Kitab Kejadian. Nama-nama ini kemudian dikaitkan dengan kelompok etnis dan geografis yang berbeda sepanjang sejarah. Misalnya, Madai sering dikaitkan dengan bangsa Media, yang memainkan peran penting dalam sejarah Timur Tengah kuno. Yawan diperkirakan merujuk pada bangsa Yunani, sementara Tubal dan Mesekh dapat dihubungkan dengan suku-suku di Anatolia atau wilayah utara yang lebih jauh.
Penyebaran yang digambarkan dalam Kejadian 10:2 adalah bagian dari perintah Allah kepada Nuh dan keluarganya untuk "beranak cuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi" (Kejadian 9:1). Ayat ini menjadi bukti awal dari pelaksanaan perintah tersebut. Meskipun hanya menyebutkan anak-anak Yefet, ini menyiratkan bahwa saudara-saudaranya, Sem dan Ham, juga memiliki keturunan yang mulai mengisi bagian lain dari dunia. Struktur silsilah ini menunjukkan pemahaman kuno tentang keteraturan kosmik dan silsilah yang menjadi dasar bagi identitas suku dan bangsa.
Memahami silsilah ini juga membantu kita mengapresiasi cakupan dan kekayaan keragaman manusia yang diciptakan oleh Allah. Setiap nama yang disebutkan mewakili permulaan dari sebuah komunitas, sebuah budaya, dan sebuah kisah yang unik. Kejadian 10:2, dengan daftar pendek anak-anak Yefet, membuka pemahaman kita tentang bagaimana dunia yang kita kenal saat ini mulai terbentuk. Ini adalah pengingat bahwa setiap bangsa memiliki akar sejarahnya, dan semua itu berawal dari satu keluarga yang selamat dari Air Bah.
Dengan demikian, Kejadian 10:2 bukan hanya sekadar babad kuno, tetapi sebuah ayat yang menyajikan fondasi bagi pemahaman geografi, etnis, dan sejarah dunia dalam perspektif Alkitab. Ayat ini meletakkan dasar untuk narasi selanjutnya tentang bagaimana bangsa-bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain berinteraksi dalam rencana ilahi yang lebih besar. Ini adalah peta awal dari permulaan dunia yang baru setelah peristiwa Air Bah.