"Kepada Sem, bapa semua bani Eber, juga lahir anak-anak laki-laki; ia adalah kakak Yafet."
Kitab Kejadian, khususnya pada pasal 10, menyajikan sebuah catatan sejarah yang luar biasa mengenai nenek moyang bangsa-bangsa setelah Air Bah. Bagian ini sering disebut sebagai "Tabel Bangsa-Bangsa", yang merinci keturunan dari Nuh melalui ketiga putranya: Sem, Ham, dan Yafet. Ayat 10:21 secara spesifik menyoroti salah satu cabang penting dari keturunan Sem.
Ayat tersebut menyatakan, "Kepada Sem, bapa semua bani Eber, juga lahir anak-anak laki-laki; ia adalah kakak Yafet." Pernyataan ini bukan sekadar daftar silsilah, melainkan memiliki signifikansi teologis dan historis yang mendalam. Sem adalah ayah dari orang-orang Eber, yang menjadi leluhur bagi banyak bangsa di Timur Tengah, dan yang paling penting, menjadi garis keturunan yang melaluinya Allah akan mendatangkan keselamatan bagi dunia.
Sem, yang namanya berarti "nama" atau "kemasyhuran", memegang posisi sentral dalam narasi kitab suci. Ia adalah anak yang diberkati oleh Nuh, dan melalui dirinya serta keturunannya, tradisi iman dan janji Allah diteruskan. Keturunan Sem mencakup bangsa-bangsa seperti orang Ibrani, Aram, Elam, Asyur, dan lainnya. Penekanan pada "semua bani Eber" menghubungkan langsung ke leluhur bangsa Israel.
Konsep "bapa semua bani Eber" menggarisbawahi pentingnya garis keturunan dalam pemahaman kuno dan bagaimana identitas serta warisan sering kali terikat pada leluhur bersama. Bagi bangsa Israel, Eber adalah figur penting yang menjadi simbol persatuan dan asal-usul mereka. Hubungan Sem sebagai "kakak Yafet" juga menarik, menunjukkan urutan kelahiran dan dinamika keluarga di antara putra-putra Nuh.
Pentingnya Kejadian 10:21 terletak pada penempatannya dalam rencana ilahi yang lebih besar. Allah tidak hanya menciptakan dunia dan manusia, tetapi juga mengatur jalannya sejarah melalui pilihan-pilihan-Nya. Dengan menyoroti keturunan Sem, kitab suci mempersiapkan pembaca untuk melihat bagaimana Allah bekerja melalui satu garis keturunan untuk menggenapi janji-janji-Nya.
Para teolog sering kali melihat Sem sebagai figur yang melambangkan pewarisan berkat rohani, berbeda dengan Ham yang cenderung dihubungkan dengan kutukan (meskipun ini adalah interpretasi yang kompleks dan sering disalahpahami). Yafet, di sisi lain, sering dikaitkan dengan ekspansi geografis dan kedatangan bangsa-bangsa non-Israel. Namun, fokus pada Sem, dan secara khusus pada bani Eber, menegaskan bahwa pusat perhatian ilahi adalah pada garis perjanjian yang akan menghasilkan Mesias.
Dalam konteks modern, ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya sejarah dan akar kita. Ia mengajarkan bahwa asal usul kita, baik secara biologis maupun spiritual, membentuk identitas kita. Bagi orang percaya, menelusuri garis keturunan rohani hingga kepada tokoh-tokoh iman seperti Sem memberikan fondasi dan perspektif tentang bagaimana iman telah bertahan dan berkembang sepanjang zaman. Kejadian 10:21 adalah permulaan dari sebuah kisah besar tentang bagaimana Allah memilih dan memanggil satu bangsa untuk menjadi alat-Nya, sebuah narasi yang mencapai puncaknya dalam kedatangan Yesus Kristus, yang juga merupakan keturunan dari Sem, keturunan Eber.