Ayat ini, Kejadian 12:20, menjadi salah satu titik krusial dalam kisah Abraham dan Sarah. Setelah Firaun mengetahui bahwa wanita yang dianggap sebagai adik Abraham sebenarnya adalah istrinya, ia memerintahkan agar mereka diusir dari Mesir. Meskipun situasi ini tampak genting dan penuh ketidakpastian, inilah momen di mana kita melihat kekuatan dan ketidaksesuaian rencana manusia dengan rencana Ilahi. Abraham, dalam ketakutannya, telah menutupi identitas Sarah, sebuah tindakan yang menimbulkan masalah. Namun, Tuhan campur tangan, bukan melalui kekuatan senjata, tetapi melalui pengungkapan kebenaran dan konsekuensi yang mengikuti.
Penting untuk diingat bahwa kejadian ini terjadi setelah Tuhan membuat janji besar kepada Abraham di pasal yang sama, yaitu Kejadian 12:1-3. Tuhan berjanji akan menjadikan Abraham bangsa yang besar, memberkatinya, membesarkan namanya, dan menjadikannya berkat bagi segala kaum di bumi. Janji ini begitu luas dan mendalam, mencakup berkat spiritual dan jasmani yang akan mengalir melalui keturunannya. Ketika kita membaca ayat 20, kita bisa merasakan kekhawatiran yang mungkin melanda hati Abraham. Perintah pengusiran ini bisa diartikan sebagai hambatan besar bagi janji tersebut. Bagaimana mungkin janji menjadi bangsa yang besar bisa terwujud jika mereka diusir dari Mesir, yang saat itu merupakan pusat peradaban dan kekuasaan?
Namun, di sinilah letak keindahan rancangan Tuhan. Pengusiran dari Mesir bukanlah akhir dari segalanya, melainkan justru menjadi langkah awal bagi Abraham untuk melanjutkan perjalanan dan menunaikan janji Tuhan. Kepergian mereka dari Mesir membawa mereka kembali ke tanah Kanaan, di mana janji awal itu diberikan. Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa dalam perjalanan iman, akan ada tantangan dan ujian. Terkadang, situasi yang tampak negatif bisa menjadi katalisator bagi pertumbuhan dan peneguhan iman. Tuhan tidak pernah berjanji bahwa jalan itu akan mulus tanpa rintangan, tetapi Ia berjanji akan selalu menyertai dan memelihara kita.
Kejadian 12:20 mengingatkan kita bahwa rencana Tuhan jauh melampaui pemahaman dan kekhawatiran kita. Di tengah-tengah ketidakpastian dan bahkan kesalahan manusia, janji Tuhan tetap teguh. Ia berdaulat atas segala keadaan, termasuk tindakan Firaun dan perintahnya. Abraham dan Sarah diperintahkan untuk pergi, tetapi kemana pun mereka pergi, janji Tuhan tetap menyertai. Ini adalah pelajaran berharga bagi kita semua yang sedang menapaki jalan kehidupan yang penuh liku. Apapun kesulitan yang kita hadapi, ingatlah bahwa Tuhan yang berjanji adalah Tuhan yang setia. Ia memiliki cara-Nya sendiri untuk mewujudkan kehendak-Nya, bahkan melalui peristiwa yang tampaknya menggagalkan. Janji Tuhan kepada Abraham, yang dimulai dengan "Aku akan membuatmu menjadi bangsa yang besar," terus bergulir, terlepas dari tantangan di Mesir. Kisahnya menjadi bukti bahwa kesetiaan Tuhan adalah fondasi yang kokoh bagi setiap kehidupan.