Kejadian 13:11 - Pilihan Abraham dan Lot

"Kalau demikian, baiklah Lot memilih lebih dahulu seluruh lembah Yordan, lalu berpisahlah mereka dari satu sama lain." (Kejadian 13:11)

Ayat yang tercatat dalam Kejadian 13:11 ini menjadi momen krusial dalam narasi Alkitab, menggambarkan sebuah persimpangan jalan yang menentukan bagi dua tokoh utama: Abraham dan kemenakannya, Lot. Kejadian ini muncul setelah Abraham dan Lot kembali dari Mesir, dan kekayaan mereka bertambah pesat. Pertumbuhan ternak yang luar biasa menyebabkan perselisihan antara para gembala Abraham dan para gembala Lot, karena wilayah padang rumput tidak lagi mencukupi untuk menampung kawanan mereka yang begitu banyak secara bersamaan. Ketegangan ini berpotensi memecah belah hubungan mereka, yang juga berisiko menimbulkan konflik yang lebih besar.

Menyadari situasi yang tidak sehat ini, Abraham, yang merupakan tokoh yang lebih tua dan memiliki otoritas moral, mengambil inisiatif untuk menyelesaikan masalah tersebut. Alih-alih membiarkan perselisihan merusak ikatan keluarga dan menimbulkan permusuhan, Abraham menawarkan solusi yang mengutamakan perdamaian dan keharmonisan. Ia tidak memaksakan kehendaknya, melainkan memberikan kebebasan memilih kepada Lot. Ini adalah contoh luar biasa dari kepemimpinan yang rendah hati dan bijaksana.

Dalam ayat ini, Abraham secara eksplisit memberikan hak pilihan pertama kepada Lot. Ia berkata, "Kalau demikian, baiklah Lot memilih lebih dahulu seluruh lembah Yordan, lalu berpisahlah mereka dari satu sama lain." Tawaran ini sangat signifikan. Lembah Yordan pada masa itu dikenal sebagai wilayah yang subur, kaya akan air, dan ideal untuk peternakan. Pilihan yang diberikan kepada Lot adalah sebuah kebaikan hati yang mendalam dari Abraham. Seharusnya, sebagai orang yang lebih tua dan pemimpin, Abraham yang berhak memilih terlebih dahulu. Namun, ia menunjukkan kemurahan hati yang luar biasa, bahkan rela mengorbankan keuntungannya demi menjaga kedamaian.

Lot, setelah ditawari kesempatan ini, tidak ragu-ragu. Ia mengangkat mata dan memandang seluruh lembah Yordan. Gambaran di benaknya adalah tentang kemakmuran yang melimpah, tempat yang subur untuk menggembalakan ternaknya dan mendirikan kehidupan yang lebih baik. Tanpa mempertimbangkan implikasi jangka panjang atau nilai-nilai spiritual yang lebih dalam, Lot memilih bagian timur dari lembah Yordan, yang kemudian digambarkan sebagai tempat yang "seperti taman TUHAN" (Kejadian 13:10). Keputusan ini, meski tampak menguntungkan secara materi, ternyata menuntun Lot ke arah yang berbeda dari perjalanan iman Abraham.

Perpisahan ini menjadi titik tolak bagi kedua individu. Abraham kemudian menetap di Kanaan, tempat yang telah dijanjikan Tuhan kepadanya, dan terus hidup dalam ketaatan kepada firman Tuhan. Sementara itu, Lot memilih untuk tinggal di tengah-tengah kota-kota lembah Yordan, termasuk Sodom dan Gomora, yang kemudian dikenal karena kejahatan dan kebejatan moralnya. Kisah ini mengajarkan kita pelajaran berharga tentang pentingnya mengutamakan hubungan baik dan perdamaian di atas kepentingan pribadi, serta bagaimana pilihan kita, terutama dalam hal tempat tinggal dan lingkungan, dapat sangat memengaruhi arah hidup kita. Pilihan yang dibuat berdasarkan pandangan mata dan keuntungan sementara seringkali berujung pada konsekuensi yang tidak terduga, sementara pilihan yang didasarkan pada iman dan ketaatan akan membawa pada berkat yang kekal.