Berkatalah malaikat TUHAN kepadanya: "Kembalilah kepada saripahmu, tuntutlah perhambaanmu."
Kejadian 16:9 adalah bagian dari narasi yang menggambarkan masa sulit yang dihadapi oleh Hagar, seorang hamba perempuan Sara, istri Abraham. Dalam upaya yang didorong oleh Sara untuk memiliki keturunan melalui dirinya, Hagar menjadi hamil. Namun, hubungan antara Hagar dan Sara kemudian memburuk, menyebabkan Hagar melarikan diri dari rumah Abraham, penuh dengan keputusasaan dan ketidakpastian mengenai masa depannya. Di padang gurun, saat Hagar berada dalam keadaan rentan, malaikat TUHAN menemukannya.
Ayat 9 ini merupakan titik balik penting. Malaikat TUHAN tidak hanya menuntun Hagar, tetapi juga memberikan instruksi yang spesifik: "Kembalilah kepada saripahmu, tuntutlah perhambaanmu." Perintah ini mungkin terdengar keras pada awalnya, namun mengandung makna yang mendalam. Malaikat itu memanggil Hagar untuk kembali ke posisinya, bukan sebagai orang yang diperbudak tanpa hak, melainkan untuk menghadapi kenyataan situasi perhambaannya dengan martabat yang baru. Ini adalah pengakuan atas keberadaannya dan janji bahwa meskipun dalam kondisi perbudakan, ia akan memiliki peran penting.
Lebih dari sekadar instruksi praktis, firman malaikat ini adalah bagian dari intervensi ilahi yang lebih besar. TUHAN melihat penderitaan Hagar dan mendengar seruannya. Janji yang diberikan kepada Hagar, yang mengantisipasi kelahirannya akan melahirkan keturunan yang banyak dan tidak terhitung jumlahnya, menegaskan bahwa TUHAN memperhatikan bahkan mereka yang berada di posisi terenduh dalam masyarakat. Ia adalah Allah yang melihat dan mendengar, bahkan di tempat-tempat terpencil dan dalam keadaan yang paling sulit.
Perintah untuk "menuntut perhambaanmu" dapat diartikan sebagai panggilan untuk menerima tanggung jawab dan peran yang telah diberikan kepadanya, namun dengan kesadaran akan kehadiran ilahi. Ini bukan tentang menerima penindasan, melainkan tentang menjalani kehidupan dengan identitas yang dikonfirmasi oleh Allah. Hagar dipanggil untuk kembali dan menjalani takdirnya, yang ternyata akan menjadi bagian tak terpisahkan dari rencana besar Allah untuk umat-Nya. Kejadian 16:9, oleh karena itu, menunjukkan belas kasihan Allah yang meluas kepada semua orang, terlepas dari status sosial atau keadaan hidup mereka, serta kekuasaan-Nya untuk mengubah situasi yang paling suram menjadi jalan menuju pemenuhan janji.