Ayat Alkitab Kejadian 17:24 mencatat sebuah momen krusial dalam narasi Abraham. Pada usia sembilan puluh sembilan tahun, Abraham menjalani tindakan sunat, yang merupakan tanda perjanjian antara dirinya dan Tuhan. Peristiwa ini bukan sekadar ritual fisik semata, melainkan simbol dari komitmen total dan ketaatan Abraham kepada firman Tuhan. Di usianya yang sudah lanjut, dan sebelum berkat keturunan yang dijanjikan mulai terwujud, Abraham menunjukkan iman yang teguh dengan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, bahkan jika itu tampak sulit atau tidak lazim.
Tuhan telah menjanjikan kepada Abraham bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa dan keturunannya akan menjadi berkat bagi seluruh dunia. Perjanjian ini dikukuhkan melalui tanda sunat. Tindakan ini menunjukkan bahwa Abraham dan seluruh keturunannya akan diakui sebagai umat perjanjian Tuhan. Dalam konteks budaya dan waktu itu, sunat memiliki makna yang sangat mendalam, menandai identitas dan hubungan khusus dengan Yang Ilahi. Ketaatan Abraham dalam usia yang lanjut ini menegaskan kedalaman imannya. Ia tidak ragu-ragu, tidak bertanya lebih jauh, tetapi langsung melaksanakan perintah Tuhan.
Kejadian 17:24 mengajarkan kita tentang pentingnya ketaatan yang aktif dalam hubungan kita dengan Tuhan. Iman yang sejati tidak hanya diungkapkan melalui keyakinan dalam hati, tetapi juga melalui tindakan nyata. Ketika Tuhan memberikan perintah, baik itu besar maupun kecil, respon kita yang penuh ketaatan adalah bukti dari kepercayaan kita kepada-Nya. Abraham, meskipun telah menerima banyak janji, tidak pernah menganggap remeh instruksi Tuhan. Sebaliknya, ia memegang teguh setiap firman-Nya.
Lebih dari sekadar ritual, sunat dalam perjanjian ini menjadi simbol pemurnian dan pemisahan. Ini menandakan bahwa Abraham dan keturunannya dipanggil untuk hidup kudus dan terpisah bagi Tuhan. Keputusan Abraham untuk taat pada usia 99 tahun menjadi teladan bagi kita. Ini menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk berbalik kepada Tuhan dan mengikuti jalan-Nya. Bahkan di tengah keterbatasan fisik atau situasi yang menantang, ketaatan yang tulus akan selalu dihargai oleh Tuhan.
Berkat yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham tidak terlepas dari ketaatannya. Perjanjian tersebut menjamin kelangsungan keturunan dan penggenapan janji-janji ilahi. Dengan menaati perintah sunat, Abraham meneguhkan posisinya sebagai penerima berkat-berkat tersebut. Kisah ini mengingatkan kita bahwa ada hubungan erat antara ketaatan dan berkat dalam kehidupan rohani. Bukan berarti kita melakukan perbuatan baik untuk "mendapatkan" berkat, melainkan ketaatan adalah respons alami dari hati yang mengasihi dan percaya kepada Tuhan, dan Tuhan dalam kemurahan-Nya memberkati respons tersebut.
Dalam perjalanan iman kita, seringkali kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang membutuhkan pengorbanan atau tindakan yang mungkin tidak mudah. Namun, seperti Abraham, kita dipanggil untuk melangkah maju dengan keyakinan. Kejadian 17:24 menginspirasi kita untuk menempatkan ketaatan pada firman Tuhan di atas segala pertimbangan lain. Ini adalah fondasi yang kuat untuk membangun hubungan yang kokoh dengan Tuhan, yang pada akhirnya akan membawa pada berkat-berkat kekal.
Pelajari lebih lanjut tentang Kejadian pasal 17 untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perjanjian dan berkat Tuhan.