Kejadian 18:24 - Permohonan Abraham untuk Sodom

"Maka Abraham berkata: "Sekiranya ada sepuluh orang benar di kota itu, dapatkah Tuhan membinasakannya?" Jawab Tuhan: "Jika Kudapati sepuluh orang benar di sana, Aku tidak akan membinasakannya karena sepuluh orang itu."

Inti dari Pergumulan dan Kasih Ilahi

Kutipan dari Kitab Kejadian pasal 18, ayat 24, membawa kita pada sebuah momen dialog yang sangat penting antara Abraham dan Tuhan. Perikop ini bukanlah sekadar sebuah percakapan biasa, melainkan sebuah jendela menuju kedalaman keadilan dan belas kasihan ilahi, serta bagaimana kesungguhan hati seorang hamba Tuhan dapat mempengaruhi keputusan Sang Pencipta. Kejadian ini berakar dari keputusan Tuhan untuk menghancurkan kota Sodom dan Gomora karena kejahatan mereka yang sangat besar. Namun, sebelum murka itu ditumpahkan, Tuhan memilih untuk berbicara terlebih dahulu kepada Abraham, sahabat-Nya.

Permohonan Abraham yang dimulai dengan pertanyaan retoris mengenai kemungkinan adanya sepuluh orang benar di kota tersebut menunjukkan pergumulan batinnya. Ia tidak sekadar bertanya untuk kepastian, tetapi juga menunjukkan kepeduliannya yang mendalam terhadap penduduk kota, meskipun ia tahu betul dosa-dosa yang telah diperbuat. Pertanyaan ini adalah inti dari perdebatan teologis yang kemudian berlanjut. Abraham tidak mundur meskipun ia tahu bahwa Sodom adalah tempat yang penuh dosa. Ia memberanikan diri untuk bernegosiasi dengan Tuhan, memohon agar kota itu diselamatkan, bukan karena penduduknya yang benar, tetapi karena jika ada segelintir orang benar di sana, Tuhan akan mengampuninya.

Jawaban Tuhan, "Jika Kudapati sepuluh orang benar di sana, Aku tidak akan membinasakannya karena sepuluh orang itu," adalah sebuah bentuk anugerah dan kemurahan hati yang luar biasa. Ini menunjukkan bahwa Tuhan bukan hanya Allah yang adil yang menghukum dosa, tetapi juga Allah yang penuh kasih dan bersedia memberikan kesempatan kedua, bahkan kepada sebuah kota yang hampir sepenuhnya tenggelam dalam kebejatan. Tuhan memberikan parameter, sebuah angka yang bisa menjadi dasar pengampunan. Ini adalah prinsip yang sering kali diulangi dalam narasi Alkitab: keberadaan orang-orang benar, sekecil apapun jumlahnya, memiliki nilai yang sangat besar di mata Tuhan dan dapat menjadi penahan murka-Nya.

Prinsip Iman dan Intervensi Manusia

Kisah ini mengajarkan banyak hal. Pertama, ini adalah tentang iman yang bertindak. Abraham tidak hanya percaya pada Tuhan, tetapi juga berani bersuara dan berinteraksi dengan-Nya. Ia menunjukkan bahwa iman yang hidup tidak pasif, melainkan aktif mencari kehendak Tuhan dan bahkan berani mengajukan permohonan. Kedua, ini menyoroti pentingnya peran individu yang benar di tengah masyarakat yang berdosa. Keberadaan satu orang benar saja sudah bernilai, apalagi sepuluh. Hal ini menjadi pengingat bagi setiap orang percaya akan tanggung jawab mereka untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan di manapun mereka berada, karena kehidupan mereka memiliki dampak yang jauh lebih besar dari yang mungkin mereka sadari.

Meskipun akhirnya Tuhan tidak mendapati sepuluh orang benar di Sodom dan Gomora, dan kota itu dihancurkan, kisah permohonan Abraham tetap menjadi bukti nyata dari sifat Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Adil. Ini adalah narasi yang menginspirasi, mendorong kita untuk terus mencari kebenaran, mengasihi sesama, dan percaya bahwa campur tangan ilahi selalu mungkin terjadi, terutama ketika ada niat yang tulus dan iman yang teguh. Dialog ini memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana Tuhan berinteraksi dengan manusia dan bagaimana kesalehan seseorang dapat membawa berkat, bahkan bagi lingkungan sekitarnya.