Kejadian 18:28 - Pinta Abraham dan Jawaban Tuhan

"Lalu kata Abraham: "Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah karena itu musnahkan-Nya seluruh kota itu?" Jawab-Nya: "Tidak akan memusnahkan-Nya, jika Aku menemukan di sana empat puluh lima orang."

Kisah yang tercatat dalam Kitab Kejadian pasal 18 ini merupakan sebuah momen penting dalam percakapan antara Abraham dan Tuhan, menjelang penghukuman atas kota Sodom dan Gomora. Ayat 28, di mana Abraham secara spesifik bertanya mengenai pengurangan jumlah orang benar, menyoroti sebuah aspek yang luar biasa dari keadilan dan kasih Tuhan. Percakapan ini bukanlah sekadar dialog biasa, melainkan sebuah negosiasi spiritual yang penuh makna mendalam mengenai standar moral dan belas kasih ilahi. Abraham, yang dikenal sebagai sahabat Allah, menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang karakter Tuhan, sekaligus keberanian untuk mengajukan pertanyaan yang kritis.

Dalam konteks Kejadian 18, Tuhan telah memberitahukan kepada Abraham niat-Nya untuk menghancurkan Sodom dan Gomora karena kejahatan mereka yang sangat besar. Abraham, yang khawatir akan nasib orang-orang benar yang mungkin ada di sana, termasuk keponakannya, Lot, memulai sebuah pembicaraan yang intens dengan Tuhan. Ia bertanya, "Bagaimana jika ada lima puluh orang benar di kota itu? Apakah Engkau akan memusnahkan seluruh tempat itu dan tidak mengampuninya karena kelima puluh orang itu?" Tuhan menjawab dengan pernyataan belas kasih, "Jika Aku menemukan lima puluh orang benar di Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka."

Ayat 28 merupakan kelanjutan dari proses negosiasi ini. Abraham, merasa bahwa lima puluh orang mungkin masih terlalu banyak, melanjutkan, "Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakah karena itu musnahkan-Nya seluruh kota itu?" Pertanyaan ini menunjukkan kerendahan hati dan kesadaran Abraham bahwa keberadaan sedikit orang benar sekalipun memiliki nilai di mata Tuhan. Tuhan kembali memberikan jawaban yang menunjukkan kemurahan hati-Nya: "Tidak akan memusnahkan-Nya, jika Aku menemukan di sana empat puluh lima orang."

Peristiwa ini mengajarkan kita beberapa kebenaran fundamental. Pertama, ini menunjukkan bahwa keberadaan segelintir orang yang saleh dapat membawa dampak besar, bahkan berpotensi menyelamatkan komunitas mereka dari murka ilahi. Kedua, ini mengungkapkan sifat Tuhan yang penuh kasih sayang dan keadilan. Tuhan tidak hanya menghakimi berdasarkan kejahatan mayoritas, tetapi juga mempertimbangkan nilai dari individu yang benar. Keinginan Abraham untuk "menawar" demi keselamatan kota menunjukkan empati dan imannya yang kuat. Ia memahami bahwa Tuhan mencari alasan untuk menunjukkan belas kasihan.

Kisah Kejadian 18:28, meskipun berfokus pada nasib dua kota kuno, memiliki relevansi abadi. Ini menjadi pengingat bagi kita bahwa tindakan kebaikan dan kesalehan sekecil apapun dapat membawa pengaruh yang luar biasa. Ini juga menginspirasi kita untuk terus berdoa bagi komunitas kita, memohon perlindungan dan kebaikan Tuhan, sambil menyadari bahwa keberadaan orang-orang yang mengasihi dan taat kepada-Nya adalah berkat yang tak ternilai. Abraham tidak berhenti pada angka empat puluh lima, ia terus menawar hingga sepuluh orang benar, menunjukkan bahwa Tuhan senantiasa membuka ruang untuk belas kasihan bagi mereka yang mencari-Nya. Bacaan ini mengundang kita untuk merenungkan sejauh mana kita berani berseru kepada Tuhan demi kebaikan orang lain dan seberapa dalam kita memahami kemurahan-Nya.