Kejadian 19:14 - Perintah untuk Segera Meninggalkan

"Lalu Lot keluar dan berbicara kepada kedua orang itu, yakni kedua menantunya yang mengawini anak-anaknya perempuan, katanya: 'Bangunlah, baiklah kamu keluar dari tempat ini, karena TUHAN akan memusnahkan kota ini; tetapi ia menahan kedua orang itu."

Kitab Kejadian pasal 19 menceritakan kisah yang dramatis tentang kejatuhan kota Sodom dan Gomora. Ayat 14 ini menjadi momen krusial, menandai batas antara kelegaan dan murka ilahi yang akan segera terjadi. Dalam ayat ini, kita melihat peran Lot, seorang penduduk Sodom yang saleh, yang berusaha menyelamatkan keluarganya dari kehancuran yang akan datang. Dua malaikat Tuhan telah datang ke Sodom dan dijamu oleh Lot di rumahnya. Namun, malam itu, penduduk kota yang jahat mengepung rumah Lot, berniat untuk berbuat keji kepada para tamu malaikat tersebut.

Berkat campur tangan ilahi, para malaikat berhasil membutakan mata para pengepung, memberi kesempatan bagi Lot dan keluarganya untuk melarikan diri. Malaikat-malaikat itu memerintahkan Lot untuk segera membawa keluarganya dan pergi tanpa menengok ke belakang. Namun, pada ayat 14, Lot terlihat masih berusaha meyakinkan menantunya yang lain—mereka yang belum sepenuhnya memahami keseriusan peringatan ilahi atau mungkin tidak mau meninggalkan kehidupan mereka di Sodom. Lot "keluar dan berbicara kepada kedua orang itu, yakni kedua menantunya yang mengawini anak-anaknya perempuan." Ini menunjukkan sebuah upaya terakhir untuk menyelamatkan mereka yang paling dekat dengannya.

Ucapan Lot, "Bangunlah, baiklah kamu keluar dari tempat ini, karena TUHAN akan memusnahkan kota ini," adalah seruan yang jelas dan tegas. Ia menyampaikan ancaman langsung dari Tuhan yang akan segera menghancurkan Sodom. Namun, penegasan terakhir dalam ayat tersebut, "tetapi ia menahan kedua orang itu," memberikan nuansa tragis. Hal ini menyiratkan bahwa para menantunya tidak segera menanggapi peringatan Lot, atau bahkan mungkin menganggapnya sebagai omongan orang tua yang berlebihan. Mereka ragu, tidak percaya, atau enggan meninggalkan kenyamanan duniawi mereka demi keselamatan rohani.

Kisah Sodom dan Gomora, termasuk ayat 14 ini, seringkali dijadikan contoh peringatan akan konsekuensi dosa yang besar dan ketidaktaatan terhadap perintah Tuhan. Kejadian ini menekankan pentingnya respons cepat dan iman yang teguh ketika dihadapkan pada peringatan ilahi. Kegagalan menantu-menantu Lot untuk segera bertindak akhirnya berujung pada nasib yang sama dengan kota itu, sebuah pengingat abadi tentang bahaya menunda atau mengabaikan firman Tuhan. Kejadian ini membangkitkan pemikiran tentang bagaimana kita merespons panggilan Tuhan dalam kehidupan kita.

Momen ini menjadi gambaran paling nyata dari sebuah akhir zaman yang akan datang, bukan dalam arti eskatologis akhir zaman secara umum, melainkan sebagai akhir dari sebuah peradaban yang telah jatuh dalam kebejatan moral yang dalam. Tuhan, dalam kemahaadilan-Nya, tidak dapat membiarkan kejahatan terus berlanjut tanpa pertanggungjawaban. Lot dan keluarganya yang taat diberi kesempatan untuk diselamatkan, sebuah anugerah kemurahan yang hanya bisa diperoleh melalui ketaatan dan keyakinan yang tak tergoyahkan. Perjuangan Lot untuk meyakinkan menantunya mencerminkan kesulitan dalam membawa orang lain kepada kebenaran, terutama ketika mereka terikat pada dunia.