Kejadian 24:17 - Air Untuk Unta yang Haus

"Setelah itu anak itu berlari-lari menjumpai perempuan itu, dan berkata: 'Bolehkah hamba meminum sedikit air dari buyungmu?'"

Kisah Permohonan yang Sederhana

Ayat ini diambil dari salah satu kisah paling indah dan penuh pelajaran dalam Kitab Kejadian. Ini adalah momen krusial dalam pencarian istri untuk Ishak, putra Abraham. Di tengah padang pasir yang tandus dan terik, di sebuah sumur di kota Nahor, hamba Abraham yang setia, Eliezer, sedang menjalankan tugasnya. Ia berdoa agar Tuhan menunjukkan tanda melalui seorang gadis muda yang akan bersedia tidak hanya memberinya minum, tetapi juga menawarkan minum untuk seluruh rombongan untanya.

Permohonan Eliezer bukanlah sekadar meminta air untuk dirinya sendiri. Ia telah berdoa dengan sangat spesifik: "Dan biarlah gadis yang dipilih TUHAN itu berkata: Aku akan memberi minum juga unta-untamu, sehingga aku tahu, bahwa Engkaulah yang telah mendatangkan malapetaka atas tuanku." Doa ini mencerminkan kebutuhan yang mendesak, tidak hanya bagi diri hamba itu, tetapi juga bagi dua belas ekor unta yang ia bawa dalam perjalanan panjang. Unta adalah hewan gurun yang membutuhkan banyak air, dan tawarannya untuk memberi minum seluruh unta adalah bukti kemurahan hati dan kebaikan hati yang luar biasa.

Rebekah: Jawaban atas Doa

Ketika gadis itu muncul—ia adalah Rebekah, cucu Milka dan Nahor—Eliezer segera mengenali kebaikan hatinya. Ia bertanya dengan sopan: "Bolehkah hamba meminum sedikit air dari buyungmu?" Kata-kata sederhana ini mengandung makna yang dalam. Eliezer, dalam kelelahan dan kehausannya, menguji karakternya. Jawaban Rebekah sungguh luar biasa. Ia tidak hanya memberikan minum kepada Eliezer, tetapi juga dengan sukarela menawarkan untuk menimba air bagi semua untanya. "Minumlah, tuanku," katanya, dan ia segera menimba air dari sumur itu. Ia juga berkata, "Baiklah juga untuk unta-untamu akan kutimba air, sampai semuanya puas minum."

Tindakan Rebekah adalah respons yang melebihi harapan. Ia menunjukkan kemurahan hati, kerendahan hati, dan kekuatan kerja yang tak terduga dari seorang gadis muda. Ini adalah tanda yang dicari Eliezer, bukti bahwa Tuhan telah memimpin langkahnya dan memilih Rebekah untuk menjadi bagian dari rencana ilahi yang besar, yaitu menjadi istri Ishak dan nenek moyang bangsa Israel.

Pelajaran Moral dan Spiritual

Kisah Kejadian 24:17 mengajarkan kita tentang pentingnya sikap melayani dan kemurahan hati. Rebekah tidak ragu-ragu untuk menolong orang asing yang sedang membutuhkan. Ia mengutamakan kebutuhan orang lain di atas kenyamanannya sendiri, bahkan ketika itu berarti kerja keras tambahan.

Bagi kita hari ini, ayat ini mengingatkan bahwa kebaikan kecil yang kita lakukan bisa menjadi jawaban atas doa orang lain, atau menjadi tanda kebaikan ilahi yang sedang bekerja di dunia. Kemauan untuk memberi, terutama kepada mereka yang membutuhkan, adalah cerminan dari karakter yang mulia. Seperti Eliezer yang mencari tanda kebaikan, kita juga dipanggil untuk menunjukkan kemurahan hati dan pelayanan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga melalui tindakan kita, kasih Tuhan dapat dinyatakan. Sikap Rebekah menunjukkan bahwa respons yang tulus dan tanpa pamrih sering kali merupakan bentuk pelayanan yang paling berharga.