Kisah yang tercatat dalam Kejadian 24 29 bukan sekadar sebuah narasi tentang pertemuan dua orang asing, melainkan sebuah babak krusial dalam rencana ilahi yang lebih besar. Ayat ini menggambarkan momen ketika Ribka, seorang gadis muda yang penuh kebaikan hati, dengan sukarela melayani Eliezer, hamba Abraham yang sedang dalam misi pencarian calon istri bagi Ishak. Ini adalah gambaran awal dari sebuah perjalanan yang akan menenun takdir dua keluarga dan menghasilkan keturunan yang diberkati.
Eliezer, yang telah melakukan perjalanan jauh dari Mesopotamia menuju tanah Kanaan, membawa sebuah tugas yang sangat penting. Ia diutus oleh tuannya, Abraham, untuk mencari seorang wanita dari kaum kerabatnya yang akan menjadi istri bagi Ishak, putra kesayangannya. Abraham telah bersumpah kepada Allah bahwa Ishak tidak akan menikah dengan wanita Kanaan. Oleh karena itu, Eliezer harus melakukan perjalanan ke tanah yang penuh risiko demi memenuhi janji dan menjaga garis keturunan yang telah dijanjikan.
Saat Eliezer tiba di kota Nahor, ia berdoa kepada Tuhan agar menunjukkannya jalan. Ia meminta tanda: gadis yang ia temui di sumur dan mau memberikan minum kepadanya serta unta-untanya, itulah yang akan menjadi istri pilihan untuk Ishak. Doa ini bukanlah sebuah keraguan, melainkan sebuah permohonan petunjuk yang jelas dan pasti. Dan terjadilah seperti yang dimintanya.
Ribka muncul, dan tindakan kesopanannya yang luar biasa melampaui sekadar kewajiban. Ia tidak hanya memberikan minum kepada Eliezer, tetapi juga dengan penuh kasih sayang menawarkan diri untuk memberikan minum kepada semua unta-untanya. Tindakan ini menunjukkan sifatnya yang murah hati, pekerja keras, dan memiliki belas kasihan yang mendalam. Unta-unta, dalam konteks zaman itu, adalah aset yang sangat berharga dan membutuhkan banyak air untuk minum setelah perjalanan panjang. Kebaikan hati Ribka ini adalah ujian yang tak terduga namun berbuah manis.
Ayat Kejadian 24 29 dan seluruh kisah yang menyertainya memberikan pelajaran berharga tentang cara Allah bekerja dalam kehidupan manusia. Ia seringkali menggunakan situasi yang tampaknya biasa untuk mewujudkan tujuan-Nya yang luar biasa. Kebaikan hati, kerelaan melayani, dan kesetiaan adalah nilai-nilai yang selalu dihargai dalam pandangan Tuhan. Ribka, melalui tindakan sederhananya, membuktikan dirinya sebagai wanita yang layak untuk melanjutkan garis keturunan perjanjian.
Kisah ini juga menunjukkan pentingnya doa dan penyerahan diri kepada kehendak Tuhan. Eliezer tidak bertindak sembarangan, tetapi ia mencari petunjuk ilahi. Hasilnya adalah sebuah perjodohan yang saleh, yang membentuk dasar bagi generasi-generasi berikutnya dalam kitab suci. Kisah Ribka adalah inspirasi bagi kita untuk selalu menunjukkan kebaikan hati dalam setiap tindakan, karena seringkali dalam momen-momen sederhana itulah berkat-berkat tersembunyi dan rencana Tuhan mulai terungkap.