Kejadian 24:39 - Janji Allah untuk Keturunan Abraham

"Lalu aku berkata kepada tuanku: ‘Jangan-jangan perempuan itu tidak mau mengikutiku.’ Maka ia menjawab: ‘TUHAN, yang di hadapan-Nya aku lived, akan mengirim malaikat-Nya bersama-samamu dan akan mempermudah perjalananmu, sehingga aku akan beroleh seorang perempuan dari kaum keluargaku dan dari kaum nenekku untuk anakku.'"

Kisah yang tercatat dalam Kejadian pasal 24 adalah salah satu narasi paling menawan dalam Kitab Suci, mengisahkan tentang bagaimana Abraham, dalam usia tuanya, menugaskan hambanya yang paling dipercaya untuk mencari seorang istri bagi Ishak, putranya.

Tugas ini bukanlah perkara ringan. Abraham tidak ingin Ishak menikahi wanita dari kalangan Kanaan, yang hidupnya sangat berbeda dari janji dan cara hidup keluarga Abraham. Sebaliknya, ia ingin Ishak menikahi seseorang dari tanah kelahirannya, dari keluarga Abraham sendiri. Hamba yang ditugaskan itu membawa 10 unta, penuh dengan perbekalan dan hadiah berharga, dan memulai perjalanan panjang menuju Mesopotamia, ke kota Nahor.

Setibanya di sana, hamba itu berdoa dengan sungguh-sungguh. Ia meminta tanda dari Tuhan: agar wanita yang keluar untuk mengambil air bagi dirinya dan unta-untanya, bersedia menawarkan minum kepada unta-untanya juga. Tanda ini adalah ungkapan kemurahan hati, kerelaan melayani, dan kerja keras – kualitas yang dianggap penting dalam budaya saat itu, dan tentunya, kualitas yang dicari oleh Abraham untuk menantu perempuannya.

Ketika Ribka muncul, ia melakukan persis seperti yang diminta oleh hamba itu, bahkan lebih. Ia bukan hanya mengambil air untuk dirinya, tetapi juga untuk seluruh unta yang dibawa oleh hamba itu. Perilaku Ribka inilah yang menjadi konfirmasi bagi hamba tersebut bahwa Tuhan telah mendengar doanya dan memimpin langkahnya.

Kejadian 24:39

Simbol perjalanan dan berkat.

Dalam ayat yang kita fokuskan, Kejadian 24:39, hamba itu menceritakan kembali situasinya kepada Lavana dan Betuel, ayah dan saudara Ribka. Ia mengungkapkan keraguannya awalnya, seperti yang dikatakan Abraham, "Jangan-jangan perempuan itu tidak mau mengikutiku." Namun, ia segera melanjutkan dengan keyakinan penuh yang diberikan oleh Tuhan.

Kalimat kunci di sini adalah: "TUHAN, yang di hadapan-Nya aku lived, akan mengirim malaikat-Nya bersama-samamu dan akan mempermudah perjalananmu..." Pernyataan ini lebih dari sekadar keyakinan pribadi hamba itu. Ini adalah pengakuan akan kedaulatan dan campur tangan aktif Tuhan dalam urusan manusia, khususnya dalam mewujudkan janji-Nya kepada Abraham.

Hamba tersebut menegaskan bahwa Tuhan tidak hanya akan menjamin keamanannya dalam perjalanan kembali, tetapi juga akan memastikan tujuan utamanya tercapai: menemukan seorang istri yang cocok dari keluarga Abraham untuk Ishak. Ini adalah bukti bahwa rencana Allah, ketika dilaksanakan sesuai dengan kehendak-Nya dan dengan iman yang teguh, akan selalu berhasil. Janji ini beresonansi kuat dengan janji Allah kepada Abraham mengenai keturunannya yang akan menjadi bangsa besar dan diberkati.

Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya doa yang sungguh-sungguh, keyakinan pada pimpinan Tuhan, dan bagaimana Tuhan bekerja melalui orang-orang untuk menggenapi janji-janji-Nya. Ayat Kejadian 24:39 menjadi pengingat akan kesetiaan Tuhan yang tak tergoyahkan, bahkan ketika dihadapkan pada keraguan manusia.