Kisah dalam Kejadian pasal 24 merupakan salah satu narasi paling menarik dalam Alkitab, mengisahkan tentang perjalanan luar biasa yang dilakukan oleh hamba Abraham untuk mencari seorang istri bagi Ishak, putra kesayangannya. Di tengah perjalanan yang panjang dan penuh dengan tantangan, hamba ini berdoa memohon tuntunan ilahi, meminta agar Allah sendiri yang menuntun langkahnya untuk menemukan gadis yang tepat di sumur air di kota Nahor. Ayat 42 dari pasal ini mencatat secara spesifik doa dan permintaan yang diajukan oleh hamba tersebut, sebuah permohonan yang penuh keyakinan akan kedaulatan dan kemurahan Tuhan.
Perkataan, "Maka sekarang, apabila aku datang ke mata air ini, aku berkata: 'Puteri siapa engkau, dan dari mana engkau datang?'", bukanlah sekadar permintaan biasa. Ini adalah sebuah strategi ilahi yang dirancang oleh hamba yang bijaksana, berdasarkan iman yang kuat. Ia meminta tanda yang jelas. Ia tidak hanya menginginkan seorang wanita, tetapi seorang wanita yang secara spesifik dipilih oleh Tuhan untuk Ishak. Tanda yang dimintanya adalah kerelaan sang gadis untuk tidak hanya memberikan minum kepada dirinya, tetapi juga kepada untanya yang lelah. Ini adalah tanda kemurahan hati, kebaikan, dan pekerja keras, sifat-sifat yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan yang berat di masa itu. Ia memohon agar Tuhan menjawab doanya di tempat yang sama di mana ia meminta air.
Kisah ini menunjukkan bagaimana iman yang teguh dapat berpadu dengan tindakan yang penuh perhitungan. Hamba Abraham tidak hanya duduk menunggu, tetapi ia pergi ke tempat yang strategis dan mengajukan permintaan yang spesifik. Ia percaya bahwa Tuhan, yang telah berjanji kepada tuannya, akan menggerakkan hati dan kehidupan seseorang untuk memenuhi tujuan-Nya. Ia meletakkan imannya pada janji Allah yang berkuasa untuk mengatur segala sesuatu, bahkan hingga pertemuan di sebuah sumur.
Saat Ribka datang, ia melakukan persis seperti yang diminta oleh hamba Abraham. Ia memberikan minum kepada hamba itu dan bahkan menawarkan untuk memberikan minum kepada kesepuluh untanya. Hal ini menunjukkan karakter Ribka yang luar biasa. Ia adalah seorang wanita yang penuh kasih, murah hati, dan pekerja keras. Pertemuan ini bukan kebetulan semata. Ini adalah jawaban atas doa hamba Abraham dan bukti nyata dari campur tangan ilahi yang mengatur takdir.
Kejadian 24:42 mengajarkan kita tentang pentingnya mempercayai rencana Tuhan, bahkan ketika kita tidak dapat melihat gambaran besarnya. Hamba Abraham, meskipun berada jauh dari tuannya dan dalam tugas yang krusial, tidak ragu untuk meminta dan menanti jawaban dari Tuhan. Ia tahu bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar dan tujuan yang lebih mulia. Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita juga sering dihadapkan pada situasi yang membutuhkan penyerahan diri dan kepercayaan kepada tuntunan Ilahi. Seperti hamba Abraham, kita dapat meminta tanda, kita dapat berdoa dengan keyakinan, dan kita dapat bertindak dengan iman, percaya bahwa Tuhan akan mengatur segalanya untuk kebaikan kita dan untuk kemuliaan nama-Nya.