Kejadian 24:57 - Kesetiaan & Pertemuan Tak Terduga

"Lalu kata mereka: 'Panggillah gadis itu dan tanyakanlah kepadanya.' Maka dipanggillah Ribka, lalu tanyalah mereka kepadanya: 'Maukah engkau pergi bersama orang ini?' Jawabnya: 'Ya.'"
Pertemuan

Ayat Kejadian 24:57 mencatat momen krusial dalam kisah Abraham yang mencari istri bagi Ishak. Setelah hamba terpercayanya, Eliezer, kembali dari Mesopotamia dengan membawa Ribka, sebuah pertanyaan penting diajukan kepada gadis itu. Kalimat singkat, "Maukah engkau pergi bersama orang ini?" menjadi titik balik yang menentukan nasib Ribka dan masa depan keturunan Abraham. Jawaban tegasnya, "Ya," menandai penerimaan terhadap takdir yang telah digariskan Tuhan, sebuah perjalanan menuju tempat yang belum pernah ia kenal, bersama orang yang baru saja ia temui.

Kisah ini bukan sekadar narasi tentang perjodohan zaman kuno, melainkan sebuah pelajaran mendalam tentang kesetiaan, iman, dan kehendak Tuhan yang bekerja melalui rencana-Nya. Eliezer telah berdoa dengan sangat spesifik, meminta tanda yang jelas dari Tuhan untuk menemukan wanita yang tepat bagi Ishak. Tanda itu diberikan, dan Ribka terbukti memenuhi kriteria yang dicari. Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan Ribka. Pertanyaan yang diajukan oleh keluarga Ribka, "Maukah engkau pergi bersama orang ini?" menguji kesiapannya untuk melepaskan kenyamanan rumahnya dan mengikuti panggilan yang lebih besar.

Respon Ribka yang penuh keberanian dan kesederhanaan, "Ya," menunjukkan kualitas iman yang luar biasa. Ia tidak ragu, tidak mencari alasan untuk menolak, melainkan menerima dengan lapang dada. Ini adalah cerminan dari pribadi yang memiliki hati yang terbuka dan berserah kepada kehendak ilahi. Dalam konteks modern, ayat ini dapat menginspirasi kita untuk merenungkan bagaimana kita merespons panggilan Tuhan dalam hidup kita. Apakah kita siap untuk meninggalkan zona nyaman kita demi melangkah ke dalam rencana-Nya, bahkan ketika itu berarti ketidakpastian dan perubahan besar?

Pertemuan antara Ribka dan rombongan Eliezer juga dapat dilihat sebagai metafora bagi pertemuan-pertemuan tak terduga yang Tuhan atur dalam kehidupan kita. Seringkali, melalui orang-orang yang baru kita temui, atau melalui situasi yang tidak pernah kita duga, Tuhan sedang bekerja untuk membawa kita menuju tujuan-Nya. Kesetiaan Abraham dalam mencari pasangan hidup bagi anaknya menunjukkan bahwa ia sangat menghargai pentingnya warisan spiritual dan keturunan yang akan meneruskan perjanjian dengan Tuhan. Pilihan yang diambil Ribka pun kemudian terbukti menjadi bagian integral dari rencana besar Tuhan untuk Israel.

Lebih dari sekadar mengikuti perintah, jawaban "Ya" dari Ribka menunjukkan kepercayaan pada kebaikan dan kebijaksanaan yang lebih besar. Ia percaya bahwa orang asing yang datang kepadanya membawa pesan penting dan bahwa kepergiannya akan membawa berkat bagi banyak orang. Semangat ketulusan dan ketaatan ini adalah teladan yang sangat berharga bagi kita semua. Dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam hubungan pribadi, panggilan profesional, maupun pelayanan, kesiapan untuk menjawab "Ya" saat Tuhan memanggil, dengan keyakinan pada penyertaan-Nya, adalah kunci untuk mengalami berkat dan pertumbuhan rohani yang sejati. Kejadian 24:57 adalah pengingat bahwa ketika kita berserah dan menjawab panggilan-Nya, kita turut ambil bagian dalam karya agung-Nya di dunia ini.