Ayat Kejadian 24:60 mencatat sebuah momen penting dalam narasi perjalanan Ribka. Setelah melakukan perjalanan panjang dari rumahnya menuju Kanaan atas suruhan Abraham dan Elieser, Ribka akhirnya tiba di hadapan Ishak. Dalam tradisi kuno, memberkati adalah tindakan yang sangat signifikan, seringkali diucapkan oleh orang yang lebih tua atau memiliki otoritas spiritual kepada generasi yang lebih muda. Di sini, keluarga Ribka yang mengucapkan berkat tersebut kepada dirinya sebelum ia memulai babak baru dalam hidupnya.
Ucapan berkat ini sangat kaya makna. Frasa "semoga engkau menjadi beribu-ribu laksa" merupakan ungkapan harapan akan kesuburan dan kemakmuran yang luar biasa. Kata "laksa" (dalam bahasa Ibrani: רְבָבָה, *revavah*) secara harfiah berarti sepuluh ribu, namun seringkali digunakan untuk menggambarkan jumlah yang sangat besar dan tak terhitung. Ini mencerminkan keinginan agar garis keturunan Ribka berkembang biak secara melimpah, menjadi sebuah bangsa yang besar dan kuat. Harapan ini sangat relevan mengingat janji Allah kepada Abraham bahwa keturunannya akan seperti debu di bumi dan bintang di langit, yang akan menjadi berkat bagi segala bangsa.
Bagian kedua dari berkat, "dan semoga keturunanmu menduduki(?) kota-kota musuhmu," menambahkan dimensi kemenangan dan penguasaan. Ini bukan hanya harapan akan kuantitas, tetapi juga kualitas dan kekuatan. Harapan ini menunjukkan doa agar keturunan Ribka akan diberkati dengan keberanian, strategi, dan kemampuan untuk mengatasi segala rintangan dan menghadapi musuh-musuh mereka. Ini adalah berkat untuk kemakmuran yang tidak hanya dalam jumlah, tetapi juga dalam pengaruh dan dominasi yang saleh. Dalam konteks perjanjian Allah dengan Abraham, ini juga dapat diartikan sebagai kemenangan atas kekuatan-kekuatan yang menentang rencana Allah dan umat-Nya.
Peristiwa ini terjadi di akhir perjalanan Elieser dan pengiringnya, serta sebelum Ribka bertemu Ishak. Ini adalah momen perpisahan yang diwarnai dengan doa dan harapan terindah dari keluarganya. Berkat tersebut bukanlah sekadar ucapan kosong, melainkan sebuah penegasan iman dan kepercayaan akan kekuatan Allah yang mampu mewujudkan hal-hal besar melalui kehidupan Ribka dan keturunannya. Ini menunjukkan betapa pentingnya doa dan berkat dalam membentuk masa depan, terutama ketika berurusan dengan rencana ilahi.
Kejadian 24:60 mengingatkan kita bahwa kehidupan yang diberkati seringkali dimulai dengan doa dan harapan yang tulus dari orang-orang terkasih. Ribka dipersiapkan untuk menjadi ibu dari bangsa yang besar, sebuah peran yang penuh tanggung jawab namun juga sarat dengan janji ilahi. Berkat ini menjadi landasan spiritual baginya saat ia melangkah menuju takdirnya yang luar biasa, menjadi bagian integral dari rencana keselamatan Allah yang membentang sepanjang sejarah.