Kejadian 24:66 - Kebahagiaan Ishak dan Ribka

"Sesudah itu Ishak membawa Ribka ke kemah ibunya, Sara. Lalu ia mengambil Ribka menjadi isterinya dan mencintainya. Kesenangan hati Ishak timbul karena ia telah mendapat isterinya."

Kisah pertemuan Ishak dan Ribka adalah salah satu momen paling menyentuh hati dalam Perjanjian Lama. Setelah perjalanan panjang dan penuh pengharapan yang dipimpin oleh hamba Abraham, Ribka tiba di Kanaan. Momen kedatangannya disambut dengan suasana haru dan penuh sukacita. Ayat Kejadian 24:66 mencatat puncak dari penantian ini, di mana Ishak akhirnya membawa Ribka masuk ke dalam kemah ibunya, Sara. Ini bukan sekadar perpindahan fisik, melainkan sebuah simbol penerimaan yang mendalam, penggabungan dua kehidupan, dan awal dari sebuah keluarga yang baru.

Kata "membawa" di sini menyiratkan sebuah tindakan yang penuh kasih dan hormat. Ishak tidak hanya menerima Ribka sebagai istri, tetapi juga sebagai penerus warisan ibunya, Sara. Kemah Sara, yang melambangkan tempat tinggal dan kehangatan keluarga, kini menjadi rumah bagi Ribka. Ini adalah pengakuan atas peran sentral yang akan dimainkan Ribka dalam rumah tangga Ishak, meneruskan tradisi dan janji ilahi yang telah diletakkan di atas generasi Abraham.

Selanjutnya, teks ini menyatakan dengan tegas: "Lalu ia mengambil Ribka menjadi isterinya dan mencintainya." Pengambilan Ribka sebagai istri bukanlah sekadar pemenuhan kewajiban atau urusan formalitas. Ada penekanan pada aspek emosional dan spiritual. Ishak tidak hanya "mengambil" dalam arti memiliki, tetapi juga dalam arti menerima dengan sepenuh hati. Dan yang lebih penting, ia "mencintainya". Cinta ini adalah fondasi dari pernikahan mereka, sebuah anugerah dari Tuhan yang dirasakan secara pribadi oleh Ishak.

Puncak dari ayat ini adalah pengakuan tulus Ishak: "Kesenangan hati Ishak timbul karena ia telah mendapat isterinya." Ungkapan "kesenangan hati" atau "terhibur" menunjukkan kelegaan, kebahagiaan, dan pemulihan. Setelah kehilangan ibunya, Sara, Ishak mungkin merasakan kekosongan dalam hidupnya. Kehadiran Ribka mengisi kekosongan itu. Dia bukan hanya seorang pendamping, tetapi sumber kebahagiaan dan penghiburan yang melampaui semua harapan. Pernikahan ini adalah bukti pemeliharaan Tuhan yang setia, menjawab doa dan iman Abraham, serta memberikan Ishak sebuah awal yang baru yang penuh sukacita.

Kisah ini mengajarkan kita tentang kesetiaan Tuhan dalam memenuhi janji-Nya, pentingnya iman dalam menghadapi ketidakpastian, dan keindahan cinta yang tulus dalam pernikahan. Perasaan senang yang dirasakan Ishak mencerminkan kebahagiaan yang datang dari mematuhi kehendak Tuhan dan menerima berkat-Nya. Ribka, sebagai pilihan Tuhan yang telah teruji, membawa kehidupan, cinta, dan kelanjutan bagi garis keturunan perjanjian. Ini adalah gambaran indah tentang bagaimana Tuhan menenun takdir manusia, membawa kesempurnaan dan kebahagiaan melalui rencana-Nya yang Agung.

Dalam konteks yang lebih luas, pernikahan Ishak dan Ribka menjadi pondasi bagi generasi selanjutnya, termasuk Yakub dan Esau, yang akhirnya membentuk dua belas suku Israel. Kisah ini menunjukkan bahwa di balik setiap peristiwa dalam sejarah, terdapat campur tangan ilahi yang bertujuan untuk menggenapi janji-janji-Nya, membawa sukacita dan pemulihan bagi umat-Nya.

Kasih Ishak Ribka