"Ketika Ishak berumur empat puluh tahun, ia mengambil Ribka, anak Betuel, orang Aram dari Padan-Aram, yaitu saudara perempuan Laban, orang Aram itu, menjadi isterinya."
Ayat ini dari Kitab Kejadian, pasal 25, ayat 18, mencatat sebuah peristiwa penting dalam silsilah keturunan Abraham. Ini adalah titik balik yang menandai dimulainya generasi baru yang akan membentuk nasib bangsa-bangsa. Peristiwa ini bukan sekadar tentang sebuah pernikahan, melainkan tentang bagaimana rencana ilahi terus bergulir melalui kehidupan manusia. Ishak, putra perjanjian Abraham, kini mencapai usia dewasa dan siap untuk memulai babak baru dalam hidupnya dengan menemukan pendamping hidup. Usia empat puluh tahun mungkin terdengar matang bagi sebagian orang, namun dalam konteks sejarah dan budaya saat itu, ini adalah usia yang lazim bagi seorang pria untuk menikah dan membangun keluarga.
Pemilihan Ribka sebagai istri Ishak bukanlah sebuah kebetulan. Ribka berasal dari keluarga yang memiliki hubungan erat dengan garis keturunan yang dijanjikan. Ayahnya, Betuel, adalah keturunan orang-orang yang diperhitungkan dalam tradisi Abraham. Lingkungan asal mereka, Padan-Aram, juga merupakan wilayah yang memiliki nilai sejarah bagi keluarga Abraham. Hubungan ini menekankan pentingnya menjaga kemurnian garis keturunan yang dipercayakan Tuhan kepada Abraham, agar janji-janji-Nya dapat terus berlanjut. Saudara laki-laki Ribka, Laban, juga akan memainkan peran penting di kemudian hari, menunjukkan bagaimana jaringan keluarga ini saling terkait dalam narasi yang lebih besar.
Pernikahan Ishak dan Ribka menjadi dasar bagi lahirnya generasi penerus yang membawa warisan spiritual dan janji-janji Allah. Dari pernikahan inilah kelak lahir Ishmael dan Yakub, dua tokoh sentral yang akan menjadi leluhur bangsa-bangsa. Pemilihan Ribka sebagai istri Ishak menggarisbawahi prinsip kesetiaan dan hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan dan kehendak ilahi, bukan sekadar keinginan pribadi. Kisah ini mengingatkan kita bahwa keputusan-keputusan penting dalam hidup, terutama yang berkaitan dengan keluarga dan keturunan, seringkali memiliki dampak yang jauh melampaui generasi saat itu.
Tuhan telah berjanji kepada Abraham bahwa melalui keturunannya, segala bangsa di bumi akan diberkati. Pernikahan Ishak dan Ribka adalah salah satu langkah krusial dalam menggenapi janji tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa rencana Tuhan melibatkan komunitas dan hubungan antar manusia. Pemilihan pasangan hidup merupakan keputusan yang sakral, yang seyogianya dijalani dengan hikmat dan doa, agar dapat turut serta dalam menggenapi kehendak-Nya. Kejadian 25:18 memberikan kita perspektif yang berharga tentang bagaimana iman dan tindakan manusia saling terkait dalam kerangka rencana ilahi yang agung. Ayat ini mengajarkan kita pentingnya kesetiaan, hubungan, dan generasi dalam perjalanan iman.