"Lalu Abimelekh memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Siapa yang mengusik orang ini atau isterinya, pastilah dihukum mati."
Kisah dalam Kejadian 26 menceritakan tentang perjalanan Ishak di tanah Gerar. Dalam masa kelaparan yang melanda negeri itu, Ishak mencari perlindungan dan tempat untuk berkarya. Situasi ini menghadirkan ujian iman yang penting bagi Ishak, sama seperti yang pernah dialami ayahnya, Abraham.
Di Gerar, Ishak melakukan sesuatu yang mirip dengan Abraham sebelumnya, yaitu mengatakan bahwa Ribka adalah adiknya, bukan isterinya. Hal ini dilakukannya karena takut dibunuh oleh orang-orang Gerar akibat kecantikan Ribka. Keadaan ini menunjukkan betapa rapuhnya posisi Ishak dan keluarganya di tengah bangsa asing yang tidak mengenal Tuhan mereka.
Namun, Tuhan hadir dalam mimpi Ishak dan meneguhkan janji-Nya. Tuhan memerintahkan Ishak untuk tetap tinggal di negeri itu dan berjanji akan memberkatinya. Tuhan menyatakan bahwa Ia akan menyertai Ishak, melindunginya, dan memberikan seluruh tanah tersebut kepadanya serta keturunannya. Janji ini adalah pengulangan janji yang diberikan kepada Abraham, menegaskan kontinuitas kasih dan kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya.
Dalam konteks inilah, kita menemukan firman Tuhan dalam Kejadian 26:11. Setelah Tuhan berbicara kepada Ishak, dan Ishak menabur benih serta mendapatkan hasil panen yang berlipat ganda berkat berkat Tuhan, Abimelekh, raja Gerar, melihat bahwa Ishak dikasihi oleh Tuhan. Abimelekh yang awalnya bersikap ambigu terhadap Ishak, kini menyadari kedudukan Ishak yang istimewa di mata Tuhan.
Perintah Abimelekh dalam ayat ini menunjukkan sebuah pengakuan dan perlindungan yang diberikan kepada Ishak dan Ribka. "Siapa yang mengusik orang ini atau isterinya, pastilah dihukum mati." Perintah ini bukan hanya melindungi Ishak secara fisik, tetapi juga menunjukkan bahwa keberadaan Ishak di Gerar kini dihormati dan diakui oleh penguasa setempat. Ini adalah bukti nyata bahwa ketika Tuhan memberkati seseorang, dampaknya dapat terlihat bahkan di lingkungan yang paling tidak terduga.
Kejadian 26:11 mengajarkan kita tentang pentingnya ketaatan kepada firman Tuhan. Ishak taat untuk tetap tinggal di Gerar meskipun ada kelaparan dan ketakutan. Ketaatannya inilah yang membawanya mengalami berkat Tuhan yang melimpah, yang bahkan menarik perhatian raja Gerar. Perlindungan yang diberikan Abimelekh adalah respons terhadap kesaksian hidup Ishak yang memancarkan berkat Tuhan.
Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa Tuhan setia pada janji-Nya. Meskipun Ishak mungkin pernah ragu atau takut, Tuhan tidak pernah meninggalkannya. Berkat Tuhan tidak hanya berupa hasil panen yang melimpah, tetapi juga perlindungan dan pengakuan dari bangsa lain. Melalui ketaatan Ishak, Tuhan menyatakan kuasa-Nya dan menguatkan kembali janji perjanjian-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat belajar dari Ishak. Ketika kita menghadapi tantangan, keraguan, atau bahkan ketakutan, ingatlah bahwa Tuhan berjanji untuk menyertai kita. Dengan ketaatan pada perintah-Nya dan iman yang teguh, kita pun dapat mengalami berkat Tuhan yang nyata dalam hidup kita, yang mungkin juga akan menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitar kita.