Kejadian 27:10

"Sesudah itu engkau harus membawanya kepada Bapamu, yang sedang makan itu, supaya ia makan daging perburuan yang kauperoleh itu, agar ia memberkati engkau sebelum ia mati."
Berkat

Ayat Kejadian 27:10 merupakan momen krusial dalam narasi Kitab Suci, di mana Yakub, atas bujukan ibunya Ribka, berupaya mendapatkan berkat kesulungan dari ayahnya, Ishak, yang sedang dalam keadaan lemah dan hampir buta. Ayah mereka, Ishak, bermaksud memberkati Esau, kakaknya Yakub, dengan berkat khusus yang menyertai hak kesulungan. Namun, rencana ini dibalikkan oleh strategi Ribka dan Yakub.

Dalam ayat ini, kita melihat instruksi yang diberikan kepada Yakub untuk membawa hasil buruannya kepada Ishak. Ini adalah bagian dari rencana licik untuk menyamar sebagai Esau. Ishak meminta agar Yakub membawakannya daging dari hasil perburuannya, yang disiapkan oleh Ribka, agar Ishak dapat memakannya dan kemudian memberikan berkatnya. Frasa "agar ia memberkati engkau sebelum ia mati" menegaskan betapa pentingnya momen ini. Berkat seorang bapa di masa itu memiliki makna spiritual dan materi yang sangat besar, seringkali dianggap sebagai nubuat atau peneguhan atas masa depan seseorang dan keturunannya.

Makna dan Konteks

Kisah ini menyoroti tema-tema kompleks seperti tipu muslihat, kehendak ilahi, dan penggenapan janji. Meskipun tindakan Yakub dan Ribka mungkin terlihat tercela dari sudut pandang etika modern, Kitab Suci seringkali menyajikan sejarah manusia dengan segala kompleksitasnya. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana Allah dapat bekerja melalui rencana manusia, bahkan yang tidak sempurna, untuk menggenapi kehendak-Nya. Berkat yang diperoleh Yakub bukanlah sekadar warisan biasa, melainkan peneguhan dari perjanjian Allah dengan Abraham, yang diteruskan kepada Ishak, dan kemudian kepada keturunan yang dipilih.

Ayat ini juga mengingatkan kita akan arti pentingnya berkat dan bagaimana ia dapat diperoleh. Meskipun konteksnya berbeda, esensi dari berkat yang diberikan oleh figur otoritas spiritual seringkali mengandung harapan, perlindungan, dan pengurapan ilahi. Kisah Yakub dan Esau menjadi studi kasus yang menarik tentang bagaimana niat, tindakan, dan tujuan ilahi dapat berjalin dalam kehidupan manusia, meninggalkan pelajaran yang mendalam bagi pembaca untuk direnungkan. Ini adalah contoh bagaimana keinginan untuk mendapatkan bagian dalam rencana ilahi bisa mendorong tindakan yang berisiko, namun akhirnya berujung pada penggenapan janji.