"Anak manusia, ayo, kota mana yang tidak kau bicarakan hari ini? Katakanlah kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku membuat mulutmu terbuka, dan engkau akan berbicara, dan engkau tidak akan lagi menjadi orang bisu. Dan engkau akan menjadi tanda bagi mereka, dan mereka akan tahu bahwa Akulah Tuhan."
Ayat Yehezkiel 12:22 sering kali dibaca dalam konteks nubuatan dan ketepatan waktu ilahi. Firman Tuhan yang disampaikan melalui nabi Yehezkiel ini memiliki pesan yang mendalam bagi bangsa Israel yang sedang menghadapi masa sulit, tetapi juga relevan untuk kita renungkan di zaman sekarang. Ayat ini berbicara tentang ketidakpercayaan umat Tuhan terhadap nubuat-nubuat yang diberikan, bahkan sampai muncul ungkapan sinis yang meragukan kebenaran dan kecepatan penggenapan firman Tuhan.
Dalam konteks historisnya, bangsa Israel yang dibuang ke Babel sering kali merasa bahwa penghukuman Tuhan berjalan lambat atau bahkan tidak akan datang sama sekali. Mereka mungkin menganggap nubuat-nubuat tentang kejatuhan Yerusalem dan pemulihan bangsa sebagai cerita usang atau sekadar ancaman kosong. Ungkapan seperti "Semua penglihatan yang lama itu sudah lewat, dan tiada seorangpun yang dapat mengerti penglihatan itu" (Yehezkiel 12:22) mencerminkan sikap apatis dan skeptis yang merajalela. Mereka telah tenggelam dalam keserakahan dan keputusasaan, sehingga kehilangan kemampuan untuk melihat hikmah dan rencana Tuhan di tengah situasi yang kelam.
Namun, Tuhan menegaskan melalui Yehezkiel bahwa firman-Nya tidak pernah batal atau tertunda. Penundaan yang terasa bukanlah tanda kelemahan, melainkan bagian dari rencana ilahi yang memiliki waktu yang sempurna. Kata-kata Tuhan kepada Yehezkiel, "Aku membuat mulutmu terbuka, dan engkau akan berbicara, dan engkau tidak akan lagi menjadi orang bisu," menunjukkan bahwa meskipun bangsa itu mungkin mengabaikan, nubuat itu akan tetap dinyatakan. Yehezkiel akan menjadi perpanjangan suara Tuhan yang tak terbantahkan. Keadaannya yang sebelumnya mungkin dibatasi (sebagai simbol kebisuan bangsa) akan diubah, memberinya kebebasan untuk mengumandangkan kebenaran ilahi.
Tuhan kemudian menyatakan bahwa Yehezkiel akan menjadi "tanda bagi mereka." Ini berarti bukan hanya perkataan, tetapi seluruh eksistensi dan pelayanan Yehezkiel akan menjadi bukti nyata dari kebenaran firman Tuhan. Bangsa itu akan "tahu bahwa Akulah Tuhan" melalui penggenapan nubuat-nubuat tersebut. Ini adalah penegasan otoritas dan kedaulatan Tuhan atas sejarah dan kehidupan umat-Nya. Meskipun manusia mungkin meragukan, waktu Tuhan adalah waktu yang paling tepat.
Pelajaran penting dari Yehezkiel 12:22 bagi kita adalah pentingnya untuk tetap teguh dalam iman, bahkan ketika pengharapan terasa jauh atau ketika kita menghadapi keraguan dari orang lain. Nubuat-nubuat firman Tuhan, baik yang bersifat historis maupun yang bersifat eskatologis, akan digenapi pada waktunya. Tuhan bekerja dalam hikmat-Nya yang tak terbatas, dan terkadang penundaan yang kita rasakan justru memberikan kesempatan bagi pertobatan dan persiapan. Hendaklah kita menjadi orang yang peka terhadap suara Tuhan, merenungkan firman-Nya, dan menanti dengan sabar penggenapan janji-janji-Nya, sembari tetap menjadi saksi-Nya di dunia ini.