Kejadian 27:7 - Perintah Ribka

"Baiklah, engkau bawakan itu kepadaku, dan aku akan memberikannya kepadamu, sebelum Aku makan."
Kisah Doa dan Perjuangan

Kisah Kejadian 27:7 membawa kita ke dalam momen krusial dalam narasi Alkitab, di mana intrik dan harapan bertemu. Ayat ini merupakan bagian dari percakapan antara Ribka dan Yakub, di mana Ribka memberikan instruksi kepada putranya untuk mendapatkan berkat istimewa dari Ishak, ayahnya, yang saat itu sudah tua dan penglihatannya lemah. Permintaan Ribka, "Baiklah, engkau bawakan itu kepadaku, dan aku akan memberikannya kepadamu, sebelum Aku makan," menunjukkan keseriusan rencana yang sedang disusun. Ini bukan sekadar permintaan biasa, melainkan sebuah strategi untuk memastikan Yakub menerima berkat hak kesulungan yang seharusnya menjadi milik Esau, saudara kembar Yakub.

Konteks dari Kejadian 27:7 sangatlah kaya. Ishak berniat memberkati Esau sebelum ia meninggal. Namun, Ribka, yang lebih menyayangi Yakub, mengetahui hal ini dan berupaya mengubah takdir tersebut. Berkat yang akan diberikan Ishak bukanlah sekadar warisan materi, melainkan sebuah pengukuhan ilahi atas garis keturunan dan janji-janji yang telah diberikan Allah kepada Abraham. Oleh karena itu, perebutan berkat ini menjadi sangat penting, mencerminkan campur tangan manusia dalam rencana Allah, sekaligus bagaimana Allah dapat menggunakan keinginan dan tindakan manusia, bahkan yang tidak sempurna, untuk menggenapi kehendak-Nya.

Tindakan Ribka dan Yakub, meskipun terkesan licik, juga dapat dilihat dari sudut pandang teologis. Alkitab seringkali menggambarkan bagaimana Allah memilih yang lemah dan rendah untuk dipermalukan yang kuat. Yakub, yang digambarkan sebagai seseorang yang lebih pendiam dan rumahan, berlawanan dengan Esau yang adalah seorang pemburu yang tangkas dan disukai Ishak, diangkat oleh Allah untuk melanjutkan garis keturunan yang dipilih. Ayat Kejadian 27:7 adalah titik awal dari eksekusi rencana Ribka, sebuah langkah berani yang memicu serangkaian peristiwa dramatis.

Perintah Ribka kepada Yakub juga menyoroti tema kepercayaan dan ketidakpercayaan. Ribka tampaknya memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah berkehendak agar Yakub yang menerima berkat, seperti yang telah dinyatakan sebelumnya oleh Allah kepada Ribka (Kejadian 25:23, "Dua bangsa ada dalam kandunganmu dan dua macam keturunan akan berbeda sejak dari kandunganmu; yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan yang tua akan memperhambakan yang muda."). Namun, metode yang dipilih, yaitu penipuan, menunjukkan adanya ketidakpercayaan pada cara Allah bekerja, atau setidaknya ketidakmauan untuk menunggu penggenapan janji ilahi tanpa intervensi manusia. Ini adalah pengingat penting bagi kita bahwa meskipun tujuan kita mungkin sesuai dengan kehendak Allah, cara kita mencapainya juga penting.

Kisah di balik Kejadian 27:7 terus menginspirasi dan memberikan pelajaran berharga tentang iman, keluarga, dan kedaulatan Allah. Peristiwa ini tidak hanya membentuk nasib Yakub dan Esau, tetapi juga menjadi fondasi penting bagi sejarah Israel. Keseruan, ketegangan, dan ultimately, penggenapan janji Allah, semuanya terangkai indah dalam narasi ini, mengingatkan kita bahwa di tengah segala kerumitan hidup, rencana-Nya tetap teguh. Momen ini juga mengajarkan tentang pentingnya mendengarkan firman Tuhan dan mempercayai-Nya sepenuhnya, bahkan ketika situasi terlihat sulit.