Kejadian 28:21 - Janji Kesetiaan Tuhan

"dan jika aku pulang dengan selamat ke rumah rumah bapaku, maka TUHAN akan menjadi Allahku."

Ayat ini, Kejadian 28:21, merupakan ungkapan doa dan komitmen Yakub kepada Tuhan. Peristiwa ini terjadi saat Yakub sedang dalam perjalanan melarikan diri dari kakaknya, Esau. Dalam tidurnya, Yakub bermimpi tentang sebuah tangga yang terbentang dari bumi sampai ke langit, dan malaikat-malaikat Allah naik turun di atasnya. Di puncak tangga itu, Tuhan berdiri dan berbicara kepadanya, mengulangi janji-janji yang telah diberikan kepada Abraham dan Ishak. Tuhan berjanji akan menyertainya, melindunginya, dan memberikan keturunan yang banyak serta tanah yang dijanjikan.

Simbol Tangga dan Malaikat Ikon sederhana yang menggambarkan tangga naik ke langit dengan figur malaikat di atasnya.

Menanggapi penglihatan dan janji ilahi ini, Yakub mengucapkan kata-kata dalam Kejadian 28:21. Ini bukan sekadar janji biasa, melainkan pengakuan iman dan penyerahan diri. Yakub menyatakan bahwa jika Tuhan menepati janji-Nya untuk menyertainya, melindunginya dalam perjalanannya, dan memberinya makanan serta pakaian sehingga ia bisa kembali ke rumah bapanya dengan selamat, maka "TUHAN akan menjadi Allahku." Ini adalah bentuk komitmen total. Yakub tidak hanya mengakui Tuhan sebagai Allah para leluhurnya, tetapi secara pribadi memilih dan menjadikan TUHAN sebagai Allahnya sendiri.

Inti dari ayat ini adalah pengakuan iman yang diperbaharui dan komitmen yang diperdalam. Yakub memahami bahwa keselamatannya dan kepulangannya bukanlah semata-mata hasil usahanya, melainkan anugerah dan perlindungan Tuhan. Oleh karena itu, sebagai tanggapan, ia menetapkan untuk hidup di bawah kepemimpinan dan otoritas Tuhan. Ini mengajarkan kepada kita pentingnya hubungan pribadi dengan Tuhan. Tuhan selalu setia dalam memenuhi janji-janji-Nya, bahkan ketika kita sedang berada dalam kesulitan atau pelarian. Respon kita terhadap kesetiaan-Nya seharusnya adalah penyerahan diri dan pengakuan bahwa Dia adalah Allah kita.

Dalam konteks kehidupan modern, ungkapan Yakub ini bisa menjadi refleksi bagi kita. Kita mungkin menghadapi tantangan, ketidakpastian, dan perjalanan hidup yang panjang. Tuhan terus berbicara kepada kita melalui Firman-Nya, melalui pengalaman, dan melalui Roh Kudus. Ketika kita melihat kesetiaan-Nya dalam berbagai aspek kehidupan kita, bagaimana seharusnya respons kita? Sama seperti Yakub, kita dipanggil untuk tidak hanya mengakui Tuhan secara umum, tetapi untuk menjadikan Dia secara pribadi sebagai Allah kita. Ini berarti mengizinkan-Nya untuk memimpin setiap langkah kita, mengandalkan-Nya dalam setiap situasi, dan mengabdikan hidup kita untuk kemuliaan-Nya.

Kejadian 28:21 adalah sebuah pengingat yang kuat tentang sifat perjanjian antara manusia dan Tuhan. Tuhan memberikan janji, dan manusia memberikan respons berupa iman dan kesetiaan. Ketika kita mempercayai janji-janji Tuhan dan menjadikan Dia Allah kita, kita memasuki hubungan yang penuh dengan keamanan, kasih, dan tujuan. Ini adalah fondasi yang kokoh untuk menjalani kehidupan, mengetahui bahwa kita tidak sendirian, dan bahwa Allah yang kita layani adalah setia dan benar.