Alt text: Simbol harapan dan keluarga yang bahagia
Kisah Lea dalam kitab Kejadian pasal 30 memperlihatkan sebuah momen refleksi yang mendalam, tepat setelah ia melahirkan putra kedelapannya, Yusuf. Frasa "Semoga TUHAN menambahkan seorang anak lagi bagiku" bukan sekadar ucapan harapan biasa. Kalimat ini sarat dengan makna, mencerminkan perjalanan panjang Lea dalam mencari penerimaan, kasih sayang, dan pemenuhan janji ilahi dalam hidupnya.
Kehidupan Lea diwarnai dengan berbagai tantangan. Ia adalah kakak dari Rahel, yang dicintai oleh Yakub. Karena tipu muslihat ayahnya, Laban, Lea dinikahkan terlebih dahulu dengan Yakub. Perasaan iri hati, kesedihan, dan kekecewaan seringkali membayangi hari-harinya, terutama ketika ia melihat cintanya tertuju pada orang lain, sementara suaminya lebih mencintai adiknya. Pernikahan yang tidak didasari cinta tulus dari pihak Yakub menjadi beban tersendiri bagi Lea.
Namun, melalui setiap kehamilan dan kelahiran anak-anaknya, Lea mulai menemukan cara untuk terhubung dengan Tuhan dan menemukan identitasnya. Setiap anak yang lahir menjadi bukti anugerah dan berkat dari Yang Maha Kuasa. Ketika ia melahirkan Yusuf, perasaannya pasti campur aduk antara sukacita atas kehadiran anak baru dan kerinduan yang masih ada. Frasa yang diucapkannya menjadi sebuah doa, sebuah pengakuan atas kekuasaannya dan permohonan agar kebaikan Tuhan terus mengalir dalam kehidupannya dan keluarganya.
Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa harapan seringkali tumbuh subur di tengah kesulitan. Lea, meskipun berada dalam situasi yang tidak ideal, tidak pernah berhenti berharap. Ia terus menggantungkan hidupnya pada Tuhan, memohon tambahan berkat. Ini adalah pengingat bahwa bahkan dalam keadaan yang paling suram sekalipun, ada selalu ruang untuk harapan baru, untuk kepercayaan yang diperbarui, dan untuk berkat yang terus datang.
Lebih dari sekadar keinginan memiliki lebih banyak anak, permohonan Lea juga bisa diartikan sebagai kerinduan akan kepenuhan. Kepenuhan dalam arti kasih sayang, penerimaan, dan kedudukan yang setara di mata Tuhan dan dalam keluarganya. Melalui kelahiran Yusuf, Lea mungkin merasakan sedikit kelegaan dan pengakuan atas perannya. Namun, keinginannya untuk "tambahan" menunjukkan bahwa perjuangannya untuk menemukan tempatnya masih terus berlanjut.
Kisah Lea dan permohonannya dalam Kejadian 30:25 adalah sumber inspirasi yang luar biasa. Ia mengajarkan kita tentang kekuatan iman, ketekunan dalam doa, dan keyakinan bahwa Tuhan mendengarkan setiap permohonan hati yang tulus. Bahkan ketika dunia terasa tidak adil, seperti yang dialami Lea, penyerahan diri sepenuhnya kepada kehendak Tuhan dan harapan yang tak pernah padam akan membawa kita pada pemenuhan yang sesungguhnya. Semangat Lea dalam memohon tambahan berkat mengingatkan kita untuk selalu membuka hati dan pikiran terhadap kemungkinan-kemungkinan baru yang Tuhan sediakan, serta untuk terus berserah kepada rencana-Nya yang sempurna.