"Dan seterusnya, jika domba-domba itu berahi dalam waktu yang bersamaan, maka Yakub memisahkan anak-anak kambing jantan dan menaruhnya menghadap tanduk-tanduk pohon itu, sementara domba-domba betina yang berahi dipisahkannya untuk dirinya sendiri."
Ayat ini, yang terletak dalam Kitab Kejadian pasal 30 ayat 41, mungkin terlihat seperti catatan teknis tentang bagaimana Yakub mengelola ternaknya. Namun, di balik deskripsi sederhana ini tersimpan sebuah prinsip kekayaan yang luar biasa, sebuah strategi cerdas yang diajarkan oleh Allah sendiri kepada Yakub. Kejadian 30:41 bukanlah sekadar kisah tentang trik peternakan, melainkan sebuah ilustrasi nyata tentang bagaimana ketaatan dan pemahaman terhadap prinsip-prinsip ilahi dapat membawa berkat yang melimpah ruah, bahkan dalam kondisi yang tampaknya sulit.
Kisah ini bermula dari perjanjian Yakub dengan Laban, pamannya, yang pada awalnya ingin memanfaatkan Yakub untuk mendapatkan lebih banyak ternak. Laban menawarkan agar Yakub bisa mengambil semua ternak yang berbintik-bintik dan belang-belang sebagai upahnya. Awalnya, ini tampak seperti kesempatan yang sangat terbatas, karena ternak Laban sebagian besar berwarna polos. Namun, melalui penglihatan dan petunjuk ilahi, Yakub diberitahu cara untuk memperbanyak keturunan ternaknya yang berbintik-bintik. Strategi ini melibatkan penggunaan batang-batang pohon yang dikupas belang-belangnya. Ketika domba dan kambing berahi di dekat batang-batang ini, keturunan yang lahir cenderung memiliki ciri-ciri yang sama dengan batang-batang tersebut, yaitu berbintik-bintik atau belang-belang.
Apa yang dilakukan Yakub dalam Kejadian 30:41 merupakan puncak dari strategi tersebut. Ia tidak hanya mengandalkan batang pohon semata, tetapi juga menerapkan pemisahan yang cerdas. Dengan memisahkan domba-domba yang berahi dan menaruhnya menghadap tanduk-tanduk pohon, ia secara aktif menciptakan lingkungan yang merangsang pertumbuhan ternak berbintik-belang sesuai dengan janji Allah. Ia bertindak, bukan hanya pasif menunggu. Ketaatan Yakub dalam mengikuti instruksi, meskipun terdengar tidak lazim, membuahkan hasil yang luar biasa. Ia mampu membangun kekayaan yang substansial, membuktikan bahwa kebijaksanaan ilahi selalu melampaui pemikiran manusia biasa.
Kisah ini mengajarkan kita beberapa pelajaran penting. Pertama, adalah pentingnya mendengarkan dan menaati petunjuk ilahi. Seringkali, jalan yang ditunjukkan Allah mungkin tidak sesuai dengan logika kita, tetapi keyakinan dan tindakan kita berdasarkan firman-Nya akan membawa hasil yang tak terduga. Kedua, adalah peran proaktif dalam menerima berkat. Yakub tidak hanya duduk diam, tetapi ia berusaha dan menerapkan strategi yang diberikan. Keberhasilan seringkali membutuhkan kerja keras dan penerapan prinsip yang benar. Ketiga, adalah tentang berkat yang terus menerus. Strategi ini dirancang untuk terus menghasilkan ternak yang diinginkan, menunjukkan bahwa berkat yang bersumber dari Allah bersifat berkelanjutan dan berlipat ganda. Kejadian 30:41 mengingatkan kita bahwa dengan iman dan tindakan yang tepat, kita dapat menyaksikan berkat yang tak terhingga dalam kehidupan kita.