Dan Sikhem bin Hemor, orang Hewi itu, pelindung negeri itu, melihatnya, lalu mengambilnya dan tidur dengan dia serta menghinanya.
Kejadian 34:3 membawa kita pada sebuah episode yang kelam dalam narasi Kitab Kejadian, yaitu kisah penculikan dan pemerkosaan Dina, putri Yakub, oleh Sikhem, seorang pangeran dari suku Hewi. Ayat ini secara singkat namun tajam menggambarkan inti dari tragedi yang menimpa Dina dan dampaknya yang merusak bagi keluarganya serta hubungan antara orang Israel dan suku-suku Kanaan. Sikhem, yang "pelindung negeri itu", menunjukkan bahwa ia memiliki kedudukan dan kekuasaan di wilayah tersebut. Tindakannya yang merampas dan menodai kehormatan Dina mencerminkan ketidakadilan dan kekerasan yang terjadi di masa itu, di mana kekuatan sering kali mendikte kebenaran.
Kisah ini tidak hanya tentang satu individu, tetapi juga tentang implikasi yang lebih luas. Bagi Yakub dan keluarganya, kejadian ini merupakan pukulan telak terhadap martabat dan keamanan mereka di tanah asing. Dina, sebagai putri satu-satunya Yakub dari Lea, memiliki nilai sosial dan emosional yang signifikan. Pemerkosaannya oleh Sikhem bukan hanya serangan fisik dan seksual, tetapi juga penghinaan terhadap seluruh garis keturunan Yakub. Reaksi yang timbul dari keluarga Dina, yang dipimpin oleh kakak-kakaknya, Simeon dan Lewi, sangat dramatis dan brutal, menunjukkan luka mendalam yang ditimbulkan oleh perbuatan Sikhem. Mereka membalas dengan cara yang mengerikan, membantai seluruh pria di kota Sikhem sebagai bentuk pembalasan atas apa yang terjadi pada saudara perempuan mereka.
Ayat ini juga menyoroti aspek budaya dan sosial pada masa itu. Hubungan antar suku dan bangsa sering kali penuh dengan ketegangan, kesalahpahaman, dan kekerasan. Sikhem, meskipun seorang pangeran, tidak menunjukkan rasa hormat terhadap hukum atau moralitas ilahi yang mungkin telah diketahui oleh keturunan Abraham. Tindakannya yang "menghina" Dina adalah perbuatan yang sangat tercela di mata Tuhan dan manusia. Ini menjadi pengingat akan kerapuhan martabat manusia dan konsekuensi mengerikan dari nafsu yang tidak terkendali dan penggunaan kekuasaan yang zalim.
Implikasi spiritual dari peristiwa ini juga patut direnungkan. Tuhan telah berjanji kepada Abraham dan keturunannya bahwa mereka akan menjadi bangsa yang besar dan mewarisi tanah Kanaan. Namun, interaksi mereka dengan bangsa-bangsa Kanaan sering kali penuh bahaya. Peristiwa Dina menjadi salah satu dari banyak ujian yang dihadapi oleh umat pilihan Tuhan dalam perjalanan mereka menuju kepenuhan janji. Kisah ini menekankan pentingnya menjaga kekudusan, keadilan, dan menghindari godaan yang dapat membawa kehancuran, baik bagi individu maupun komunitas. Perbuatan Sikhem menjadi titik awal dari konflik yang lebih besar, yang pada akhirnya akan membentuk identitas dan perjalanan umat Israel di tanah perjanjian.