Kejadian 35:8 - Kematian Debora

Tetapi Debora, inang Ribka, meninggal di sana. Ia dikuburkan di bawah Betel, di bawah pohon besar. Karena itu pohon itu dinamai Pohon Tangisan.

Ilustrasi pohon yang menangis

Konteks dan Makna Kejadian 35:8

Ayat Kejadian 35:8 mencatat momen penting namun sering terlewatkan dalam narasi Kitab Kejadian. Ayat ini berbicara tentang kematian Debora, inang Ribka, yang terjadi di bawah sebuah pohon besar di Betel. Kejadian ini terjadi saat keluarga Yakub kembali ke tanah Kanaan setelah peristiwa yang penuh gejolak di Sikhem. Kematian Debora, meskipun mungkin tampak kecil dibandingkan dengan kisah-kisah besar lainnya dalam kehidupan Yakub, memiliki makna emosional dan simbolis yang signifikan.

Debora adalah sosok yang memiliki hubungan dekat dengan Ribka, istri Ishak dan ibu Yakub. Dia diperkenalkan dalam Kejadian 24 sebagai pelayan setia Ribka yang menemani Ribka dari rumah ayahnya di Aram-Naharaim menuju Kanaan untuk menjadi istri Ishak. Perjalanan panjang dan penuh ketidakpastian ini tentu menciptakan ikatan yang kuat antara Ribka dan Debora. Keberadaan Debora di sisi Ribka menandakan adanya dukungan dan keakraban. Kehilangan Debora, terutama saat keluarga Yakub sedang dalam masa transisi dan berupaya memulihkan diri dari peristiwa di Sikhem, tentu menjadi pukulan emosional tersendiri bagi Ribka dan mungkin juga Yakub.

Simbolisme Pohon Tangisan

Penamaan pohon tersebut sebagai "Pohon Tangisan" (Allon Bacuth) oleh Yakub menunjukkan betapa dalam kesedihan yang dirasakan atas kematian Debora. Ini bukanlah sekadar peristiwa kematian biasa, melainkan sebuah kehilangan yang mendalam. Pemilihan lokasi di Betel juga penting. Betel adalah tempat yang memiliki sejarah spiritual bagi Yakub, tempat di mana ia pernah bermimpi tentang tangga ke surga dan di mana Allah menampakkan diri kepadanya, berjanji untuk menjaganya. Di tempat yang penuh kenangan ilahi ini, kedukaan atas kehilangan seorang pengasuh yang setia turut dirasakan dan diabadikan.

Kisah Debora mengingatkan kita bahwa di tengah perjalanan spiritual dan perjalanan hidup yang penuh dengan janji-janji Allah dan peristiwa besar, ada juga momen-momen pribadi yang penuh kesedihan dan kehilangan. Kematian orang-orang terdekat, bahkan mereka yang hanya memiliki peran pendukung, dapat meninggalkan luka yang mendalam. Tindakan Yakub untuk menamai pohon tersebut menunjukkan penghargaan atas kehidupan Debora dan pengakuannya atas kedukaan yang mendalam yang dirasakan oleh keluarganya. Ini adalah pengingat akan kemanusiaan dalam narasi ilahi, di mana kasih sayang, kesetiaan, dan kesedihan memiliki tempatnya yang penting.

Meskipun Debora tidak memiliki catatan sejarah yang panjang dalam Kitab Suci, keberadaannya dan kematiannya yang dicatat di bawah "Pohon Tangisan" menyoroti pentingnya setiap individu dalam aliran sejarah keselamatan. Kematiannya menjadi bagian dari kisah besar keluarga Yakub saat mereka kembali ke identitas mereka sebagai umat pilihan Allah, mengingatkan bahwa perjalanan iman juga melibatkan duka dan kehilangan, yang pada akhirnya dapat memperkuat ikatan dan pengenalan akan kesetiaan Allah.