Kisah keluarga Esau, yang sering kali disorot dalam perbandingan dengan garis keturunan Yakub, mencapai puncak kejayaannya dalam catatan Kejadian 36. Ayat ke-18 secara spesifik menyebutkan nama "Aus", yang diidentifikasi sebagai leluhur bangsa Edom. Ini bukan sekadar penanda silsilah, tetapi menggarisbawahi hubungan yang erat antara Yakub dan sepupunya, Esau, bahkan setelah masa-masa awal konflik dan perbedaan.
Fokus pada Kejadian 36:18 membawa kita pada gambaran yang kaya tentang keturunan Esau. Bab ini secara rinci mencatat para pangeran dan raja yang berasal dari Esau, menunjukkan bahwa garis keturunannya berkembang menjadi bangsa yang kuat dan berpengaruh. Mereka mendirikan kerajaan, memiliki wilayah kekuasaan, dan mencapai kemakmuran yang signifikan. Keberhasilan material dan politik ini adalah bukti dari berkat yang, meskipun berbeda fokusnya, juga diberikan kepada Esau.
Penting untuk memahami bahwa cerita Esau dan Yakub bukan hanya tentang persaingan pribadi, tetapi juga tentang implementasi rencana ilahi yang lebih besar. Esau, sang sulung, memilih jalur duniawi, menjual hak kesulungannya demi makanan. Namun, Allah tetap memberikan berkat-Nya kepada Esau, yang terwujud dalam kekayaan, kekuasaan, dan wilayah yang luas bagi keturunannya. Bangsa Edom, yang berasal dari Esau, tumbuh menjadi kekuatan regional yang patut diperhitungkan di zaman itu.
Ayat seperti Kejadian 36:18 mengingatkan kita bahwa Allah tidak mengabaikan satu garis keturunan pun. Meskipun Yakub terpilih untuk melanjutkan perjanjian ilahi yang akan membawa Mesias, berkat bagi Esau juga diakui dan dikonfirmasi. Ini mengajarkan pelajaran tentang keadilan ilahi dan cara Allah bekerja dalam sejarah, memberkati hamba-hamba-Nya dengan berbagai cara, sesuai dengan hikmat dan tujuan-Nya yang sempurna.
Kejadian 36:18, dengan menyebutkan "Aus, ayah orang Edom," berfungsi sebagai titik jangkar untuk memahami kekayaan silsilah Esau. Bab ini, secara keseluruhan, menyajikan potret kehidupan keturunan Esau yang makmur dan memiliki struktur sosial yang kuat. Ini bukan cerita tentang kejatuhan, melainkan tentang sebuah bangsa yang bangkit dan berkembang, meskipun mereka bukan garis keturunan yang dipilih untuk melanjutkan rencana keselamatan utama.
Dalam konteks yang lebih luas, kisah Esau mengingatkan kita bahwa "pilihan" dalam rencana Allah tidak selalu berarti penolakan total bagi yang lain. Allah dapat menggunakan berbagai sarana dan berbagai bangsa untuk mencapai tujuan-Nya. Kekayaan dan kekuasaan keturunan Esau mungkin memiliki peran dalam skema sejarah yang lebih besar, mungkin sebagai kekuatan penyeimbang, atau mungkin sebagai ilustrasi nyata dari bagaimana berkat duniawi dapat terwujud.
Dengan demikian, Kejadian 36:18, di samping seluruh babnya, menyajikan narasi yang kaya tentang perkembangan salah satu cabang keluarga Abraham. Ini adalah kisah tentang keberhasilan, kepemimpinan, dan kelangsungan hidup sebuah bangsa, yang berasal dari seorang pria yang awalnya tampaknya tersingkir dari jalur utama penebusan, namun tetap menerima bagiannya dalam berkat-berkat yang melimpah dari Tuhan.