Pasal ini memberikan gambaran rinci mengenai keluarga Esau, anak Ishak dan saudara kembar Yakub. Dimulai dari istri-istrinya, kemudian anak-anaknya, dan cucu-cucunya. Disebutkan nama-nama anak Esau seperti Elifas, Rehuel, Yeus, Yalam, dan Korah. Lebih lanjut, pasal ini merinci para pemimpin atau kepala suku yang berasal dari keturunan Esau, serta raja-raja yang memerintah di tanah Edom sebelum adanya raja-raja di Israel. Catatan ini menyoroti bagaimana keturunan Esau mendiami wilayah pegunungan Seir dan membentuk masyarakat yang terorganisir. Meskipun fokus utama narasi dalam kitab Kejadian adalah garis keturunan Yakub dan perjanjian Allah, pasal 36 memberikan konteks penting mengenai hubungan geografis dan historis antara keturunan Esau (bangsa Edom) dan keturunan Yakub (bangsa Israel). Ini adalah bagian penting dari permulaan pembentukan identitas bangsa-bangsa yang akan memainkan peran signifikan dalam sejarah Israel.
Kejadian 37 dibuka dengan pengenalan Yusuf sebagai anak kesayangan Yakub, yang sering ia berikan tanda kasih sayang lebih, seperti jubah berwarna-warni. Perlakuan istimewa ini menimbulkan kecemburuan yang mendalam di antara saudara-saudaranya. Kecemburuan ini semakin memuncak ketika Yusuf menceritakan dua mimpi yang dimilikinya, di mana saudara-saudaranya dan bahkan ayahnya tunduk kepadanya. Mimpi-mimpi ini dilihat oleh saudara-saudaranya sebagai tanda kesombongan Yusuf dan prediksi bahwa ia akan berkuasa atas mereka.
Puncak dari kecemburuan dan kebencian saudara-saudaranya adalah ketika mereka merencanakan sesuatu terhadap Yusuf. Mereka menangkapnya, melepaskan jubah berharga itu, dan melemparkannya ke dalam sumur. Kemudian, untuk menipu ayah mereka, mereka mencelupkan jubah itu ke dalam darah kambing dan membawanya pulang, mengatakan bahwa Yusuf telah dimakan binatang buas. Yakub sangat berduka atas kehilangan putra kesayangannya ini.
Meskipun dilemparkan ke dalam sumur, Yusuf tidak mati. Dia kemudian dijual oleh para pedagang Midian yang lewat ke tanah Mesir, menjadi budak di rumah Potifar, seorang pejabat istana Firaun. Pasal 37 mengakhiri perjalanannya di sini, tetapi meletakkan dasar untuk peran krusial yang akan dimainkannya di kemudian hari dalam menyelamatkan Mesir dan keluarganya dari kelaparan. Kisah Yusuf dalam pasal ini adalah contoh klasik tentang bagaimana kebencian dan kecemburuan dapat mengarah pada tindakan kejam, namun juga merupakan permulaan dari rencana Allah yang lebih besar yang bekerja melalui situasi yang tampaknya buruk untuk tujuan yang mulia.
Kedua pasal ini, Kejadian 36 dan 37, memberikan gambaran penting tentang bagaimana latar belakang keluarga dan peristiwa penting mulai membentuk identitas dan takdir bangsa-bangsa yang terlibat dalam narasi Alkitab. Sementara pasal 36 memberikan gambaran tentang keturunan Esau dan wilayah mereka, pasal 37 memulai kisah epik Yusuf yang akan membawa perubahan besar bagi seluruh keluarga Yakub.