"Mereka menukar kemuliaan-Nya dengan gambar binatang, binatang yang makan rumput."
Mazmur 106:20 adalah pengingat yang kuat tentang bahaya menyembah berhala dan menukar kebenaran ilahi dengan hal-hal yang diciptakan. Ayat ini secara ringkas menggambarkan inti dari dosa penyembahan berhala yang telah berulang kali dilakukan oleh umat Israel sepanjang sejarah mereka. "Mereka menukar kemuliaan-Nya dengan gambar binatang, binatang yang makan rumput." Kalimat ini menyiratkan sebuah pengalihan nilai yang dramatis, sebuah degradasi spiritual yang mengerikan.
Kemuliaan Allah adalah kekudusan-Nya, keagungan-Nya, kuasa-Nya yang tak terbatas, dan kasih-Nya yang sempurna. Itu adalah esensi ilahi yang tidak dapat ditandingi oleh apapun di alam semesta. Namun, umat pilihan ini, dalam ketidakpercayaan dan ketidaksetiaan mereka, memilih untuk menggantikan pandangan yang sakral ini dengan sesuatu yang sangat rendah dan terbatas: gambar binatang. Binatang, apalagi yang "makan rumput", adalah makhluk ciptaan, tunduk pada keterbatasan fisik dan keberadaan yang fana. Menyamakan Allah yang Mahatinggi dengan binatang adalah sebuah tindakan penghinaan yang luar biasa terhadap Sang Pencipta.
Ayat ini juga berbicara tentang bagaimana manusia cenderung menciptakan ilah yang sesuai dengan citra mereka sendiri. Alih-alih berusaha memahami dan mengasihi Allah yang sejati, mereka membentuk patung-patung yang mewakili gagasan mereka tentang kekuatan, kesuburan, atau kebutuhan duniawi. Patung-patung ini sering kali dibuat berdasarkan binatang yang mereka lihat, yang dianggap memiliki karakteristik tertentu yang mereka dambakan atau takuti. Ini adalah bentuk penolakan terhadap Allah yang transenden, Allah yang melampaui pemahaman dan penggambaran manusia.
Dampak dari tindakan semacam ini sangat menghancurkan. Ketika seseorang atau sebuah bangsa mengalihkan fokus mereka dari Allah yang hidup kepada berhala, mereka kehilangan sumber hikmat, kekuatan, dan pengharapan sejati. Mereka menjadi budak dari ciptaan mereka sendiri, terikat oleh ilusi dan kepalsuan. Mazmur ini mengingatkan kita bahwa kesetiaan kepada Allah bukanlah sekadar ritual, tetapi sebuah pilihan hati yang fundamental untuk mengakui dan menghormati-Nya sebagai satu-satunya sumber segala sesuatu yang baik dan kudus. Memilih berhala berarti memilih kegelapan, keterbatasan, dan akhirnya kehancuran.
Dalam konteks modern, penyembahan berhala mungkin tidak selalu berupa patung fisik. Berhala bisa berupa kekayaan, kekuasaan, popularitas, kesenangan duniawi, atau bahkan gagasan tentang diri sendiri yang terlalu ditinggikan. Apapun yang kita tempatkan di atas Allah dalam kehidupan kita, apapun yang kita berikan kesetiaan dan penyerahan diri kita sepenuhnya, itulah berhala kita. Mazmur 106:20 mendorong kita untuk terus-menerus memeriksa hati kita, memastikan bahwa kemuliaan yang seharusnya hanya milik Allah tidak pernah kita tukarkan dengan ilusi yang diciptakan oleh tangan manusia atau keinginan duniawi. Mari kita jaga agar pandangan kita tetap tertuju pada Allah yang Mahamulia.