Kejadian 37:15 - Yosuf dan Perjalanan Tak Terduga

"Ia [Yakub] lalu bertanya, "Kuharap keadaanmu baik-baik saja. Lihatlah, saudaramu yang menggembalakan domba-domba mereka di Sikhem." Kata Yusuf, "Saya ke sini."
Bukit-bukit di Sikhem Yosuf

Kisah Yosuf dalam Kitab Kejadian adalah salah satu narasi yang paling kaya akan pelajaran moral dan spiritual. Salah satu momen kunci yang seringkali terlewatkan adalah percakapan antara Yosuf dan ayahnya, Yakub, sebagaimana tercatat dalam Kejadian 37:15. Ayat ini membuka pintu menuju rangkaian peristiwa yang akan mengubah hidup Yosuf dan membentuk masa depan bangsa Israel. Yakub, yang prihatin dengan keberadaan anak-anaknya yang lain, bertanya kepada Yosuf tentang kabar mereka. Yosuf, dengan kejujuran yang khas, menyatakan bahwa ia datang dari tempat di mana saudara-saudaranya berada di Sikhem.

Sikhem, sebuah kota kuno yang terletak di lembah antara Gunung Gerizim dan Gunung Ebal, memiliki signifikansi historis dan geografis yang penting. Ini adalah tempat di mana Abraham pertama kali mendirikan mezbah setelah tiba di Tanah Perjanjian, dan juga tempat di mana Yakub membeli sebidang tanah. Bagi Yosuf, tanah ini mungkin terasa akrab, namun juga menjadi awal dari sebuah perjalanan yang dipenuhi dengan pengkhianatan dan penderitaan. Kepergian Yosuf untuk mencari saudara-saudaranya, yang diperintahkan oleh Yakub, adalah tindakan kepatuhan seorang anak. Namun, motif di balik kepatuhan ini juga mengandung benih dari takdir yang lebih besar.

Ketika Yosuf menemukan saudara-saudaranya, bukan sambutan hangat yang ia terima, melainkan kebencian yang membara. Saudara-saudara Yosuf, yang cemburu karena kasih sayang khusus Yakub kepada Yosuf, yang ditunjukkan melalui jubah berwarna-warni pemberiannya, bersekongkol untuk menyingkirkannya. Kejadian 37:15 menjadi titik tolak di mana Yosuf secara fisik memasuki lokasi di mana rencana jahat terhadapnya akan dieksekusi. Ayat ini menangkap momen singkat sebelum badai kehancuran menerjang Yosuf, yaitu ketika ia hanya seorang pemuda yang polos, memenuhi tugasnya kepada ayahnya.

Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya komunikasi yang terbuka dalam keluarga, serta bahaya dari kecemburuan yang tidak terkendali. Kejadian 37:15, meskipun hanya beberapa kata, memegang bobot narasi yang besar. Ini adalah pengingat bahwa bahkan dalam momen-momen paling sederhana dalam hidup, takdir yang luar biasa bisa saja sedang dijalin. Perjalanan Yosuf dari palungan dosa hingga istana Mesir adalah bukti nyata bahwa Tuhan dapat menggunakan bahkan tindakan kebencian manusia untuk mewujudkan rencana-Nya yang lebih besar. Keberanian Yosuf untuk menjawab kejujuran ayahnya, meskipun berujung pada kesulitan, akhirnya membawa keselamatan bagi keluarganya dan menjadi bagian integral dari sejarah keselamatan.