Kejadian 38:2 - Kisah Yehuda dan Tamar

Dan Yehuda melihat seorang perempuan di sana, anak perempuan seorang Kanaan; ia mengawininya, lalu menghampirinya.

Bab 38 dari Kitab Kejadian menceritakan sebuah kisah yang sangat penting dalam silsilah keselamatan, meskipun kisahnya sendiri terkesan kelam dan penuh dengan kesulitan. Ayat kedua dari bab ini, "Dan Yehuda melihat seorang perempuan di sana, anak perempuan seorang Kanaan; ia mengawininya, lalu menghampirinya," membuka tirai kisah tentang kehidupan pribadi Yehuda, salah satu dari dua belas putra Yakub. Kisah ini bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga sarat dengan pelajaran tentang iman, kesetiaan, pengampunan, dan bagaimana Tuhan dapat bekerja melalui situasi yang paling tidak terduga untuk menggenapi rencana-Nya.

Pada titik ini dalam narasi Alkitab, Yehuda telah berpisah dari saudara-saudaranya setelah menjual Yusuf. Ia kemudian memutuskan untuk tinggal di antara orang Kanaan, yang jelas menunjukkan penyimpangan dari jalan keluarga Yakub yang berfokus pada perjanjian ilahi. Keputusan Yehuda untuk menikahi perempuan Kanaan, yang disebut sebagai "anak perempuan seorang Kanaan," menjadi langkah pertamanya dalam menjauh dari warisan spiritual keluarganya. Pernikahan dengan orang Kanaan tidak hanya melanggar hukum dan tradisi bangsa Israel, tetapi juga berpotensi membawa pengaruh budaya dan kepercayaan yang bertentangan dengan iman kepada Tuhan yang Esa. Ini adalah gambaran dari keterlibatan duniawi yang dapat menjauhkan seseorang dari tujuan yang lebih tinggi.

Simbol Kanaan dengan Dua Pohon

Representasi artistik perpaduan budaya.

Pernikahan Yehuda dengan perempuan Kanaan ini kemudian membuahkan tiga orang putra: Er, Onan, dan Syela. Namun, kisah mereka tidak berhenti di situ. Allah melihat kejahatan Er, putra sulung Yehuda, sehingga Ia menghukum mati dia. Dalam tradisi levirat pada masa itu, jika seorang suami meninggal tanpa anak laki-laki, saudara suaminya diwajibkan untuk menikahi janda tersebut dan membangkitkan keturunan bagi almarhum. Yehuda memerintahkan Onan untuk memenuhi kewajiban ini terhadap Tamar, istri Er. Namun, Onan melakukan tindakan yang merusak dan tidak mau memberikan keturunan bagi kakaknya. Akibat keserakahannya, Tuhan juga menghukum mati Onan.

Setelah kematian Onan, hanya Syela yang tersisa. Yehuda, karena takut kehilangan putra bungsunya, tidak menikahkan Syela dengan Tamar, melainkan menyuruh Tamar untuk kembali ke rumah ayahnya dan menunggu sampai Syela dewasa. Di sinilah kesabaran dan strategi Tamar diuji. Ia melihat bahwa ia tidak akan pernah mendapatkan Syela. Dalam momen keputusasaan dan keinginan untuk tetap berada dalam garis keturunan Yehuda demi kelangsungan nama almarhum suaminya, Tamar mengambil tindakan drastis. Ia menyamar sebagai seorang perempuan sundal dan duduk di tepi jalan menuju Timna, tempat Yehuda biasa pergi.

Ketika Yehuda melihatnya, ia tidak mengenalinya karena Tamar telah menutupi dirinya. Ia lalu mendatanginya. Sebagai jaminan atas jasanya, Yehuda memberikan cincin stempelnya, talinya, dan tongkatnya kepada Tamar. Dari pertemuan ini, Tamar pun mengandung. Ketika kemudian terungkap bahwa Tamar mengandung, Yehuda murka dan memerintahkan agar ia dibakar. Namun, ketika Tamar menunjukkan cincin stempel, tali, dan tongkat Yehuda, Yehuda menyadari bahwa anak yang dikandung Tamar adalah anaknya. Dengan berat hati, ia mengakui kesalahannya dan tidak lagi melakukan perzinahan dengannya.

Kisah ini penting karena dari hubungan yang lahir dari kecurangan dan penyamaran inilah lahir Perez dan Zerah, yang kemudian menjadi leluhur penting dalam garis keturunan Raja Daud dan pada akhirnya, Yesus Kristus. Kejadian 38:2 bukan hanya sebuah kalimat, tetapi sebuah pintu gerbang menuju pemahaman tentang bagaimana rencana Tuhan seringkali bekerja melalui jalan-jalan yang rumit, bahkan melalui dosa dan kesalahan manusia, untuk mewujudkan tujuan ilahi-Nya. Ini adalah pengingat akan kerentanan manusia, pentingnya kesetiaan, dan kebaikan Tuhan yang tak terhingga dalam memelihara janji-Nya.