Yeremia 8:21 - Penderitaan Umat Terhadap Keterlepasan

"Oleh karena kehancuran putri umat-Ku aku sakit hati, aku cemas, aku terkejut. Bukankah telah ada Kades (Balsam) di Gilead? Bukankah tidak ada tabib di sana? Mengapa putri umat-Ku tidak sembuh?"
Simbol Penderitaan dan Kerinduan Penyembuhan

Ayat Yeremia 8:21 adalah sebuah ratapan yang mendalam, sebuah ekspresi kesedihan dan keputusasaan yang dirasakan oleh nabi Yeremia atas kondisi umat Allah. Frasa "Oleh karena kehancuran putri umat-Ku aku sakit hati, aku cemas, aku terkejut" secara gamblang menggambarkan rasa nyeri batin yang luar biasa. Kehancuran ini bukan sekadar kehilangan fisik atau materi, melainkan kehancuran spiritual dan moral yang telah menjauhkan umat dari Tuhan. Kesedihan Yeremia adalah cerminan dari kesedihan ilahi atas ketidaktaatan dan kemurtadan umat-Nya.

Pertanyaan retoris yang muncul selanjutnya, "Bukankah telah ada Kades (Balsam) di Gilead? Bukankah tidak ada tabib di sana? Mengapa putri umat-Ku tidak sembuh?" membawa kita pada inti persoalan. Gilead, dalam konteks Alkitab, sering dikaitkan dengan balsam yang memiliki khasiat penyembuhan. Balsam Gilead menjadi simbol dari solusi, obat, dan pemulihan. Yeremia seolah bertanya, jika obat yang mujarab dan para penyembuh terbaik ada, mengapa umat masih terus menderita tanpa kesembuhan?

Jawaban atas pertanyaan ini tersirat dalam konteks Kitab Yeremia secara keseluruhan. Umat telah berpaling dari Tuhan, menolak peringatan-Nya, dan memilih jalan kesesatan mereka sendiri. Keterlepasan mereka dari sumber kehidupan dan penyembuhan sejati, yaitu Tuhan, adalah akar dari penderitaan yang tak kunjung usai. Mereka mencari solusi di tempat yang salah, mengandalkan kekuatan duniawi atau berhala, sementara kelepasan sejati hanya bisa ditemukan dalam pertobatan dan kembali kepada Tuhan. Balsam Gilead dan tabib adalah perumpamaan untuk kebaikan dan anugerah Tuhan yang selalu tersedia, namun menjadi sia-sia jika umat menolak untuk menerimanya atau tidak mau mengambil langkah untuk disembuhkan.

Ayat ini mengingatkan kita akan bahaya keterlepasan dari sumber spiritual kita. Dalam kehidupan modern, kita sering kali terpapar pada berbagai "obat" instan dan solusi cepat yang ditawarkan dunia. Namun, seperti umat di zaman Yeremia, seringkali kita melupakan bahwa kesembuhan dan pemulihan yang sesungguhnya datang dari hubungan yang mendalam dengan Tuhan. Penderitaan yang kita alami, baik secara pribadi maupun kolektif, bisa jadi merupakan panggilan untuk kembali merenungkan di mana kita mencari penyembuhan dan pemulihan. Apakah kita sudah mengambil balsam anugerah dan kasih karunia Tuhan yang tersedia bagi kita, atau kita terus mencari di tempat lain yang pada akhirnya hanya akan membawa kekecewaan dan luka yang lebih dalam?