Kejadian 39:10 - Ujian Iman Yusuf yang Gigih

"Namun karena perempuan itu terus-menerus mendesaknya hari demi hari, maka Yusuf mendengarkan perkataan perempuan itu."

Ayat ini, Kejadian 39:10, membuka jendela ke dalam salah satu episode paling dramatis dalam kehidupan Yusuf. Setelah dijual sebagai budak ke Mesir dan kemudian mendapati dirinya berada di rumah Potifar, seorang perwira istana Firaun, Yusuf mengalami cobaan yang berat. Kepercayaan yang diberikan Potifar kepadanya menjadikan Yusuf pengawas segala miliknya, dan dalam posisi inilah ia harus menghadapi godaan yang luar biasa dari istri tuannya.

Kisah ini menggambarkan perjuangan internal Yusuf yang tak terbayangkan. Istri Potifar, yang tergoda oleh ketampanan dan kebaikan Yusuf, berulang kali berusaha menggoda dan memaksanya untuk melakukan perzinahan. Desakan ini bukan hanya sekali atau dua kali, melainkan berlanjut "hari demi hari." Ini menunjukkan betapa gigih dan persistennya rayuan tersebut, serta betapa beratnya beban yang dipikul Yusuf untuk menolaknya.

Namun, ayat ini bukan hanya tentang godaan dan penolakan. Ia juga menyoroti keteguhan prinsip dan integritas Yusuf. Meskipun terus-menerus didesak, Yusuf tetap berdiri teguh pada prinsip moral dan takut akan Tuhan. Ia tahu bahwa perbuatan seperti itu adalah dosa besar, bukan hanya terhadap manusia, tetapi terutama terhadap Penciptanya. Penolakannya yang konsisten menunjukkan kedalaman imannya dan pemahamannya tentang kehendak ilahi.

Frasa "maka Yusuf mendengarkan perkataan perempuan itu" bisa diinterpretasikan dalam beberapa cara. Bisa berarti bahwa ia mendengar apa yang dikatakan istrinya, menyadari intensitas dan keberlanjutan desakannya. Atau, bisa juga menunjukkan bahwa ia mencoba menanggapi, menjelaskan, dan menolak dengan cara yang lebih langsung sebagai respons terhadap tekanan yang tak henti-hentinya. Apapun interpretasinya, yang jelas adalah Yusuf terus-menerus berada dalam situasi yang sangat sulit dan membutuhkan kekuatan rohani yang luar biasa untuk menghadapinya.

Kisah ini memberikan pelajaran berharga bagi kita. Pertama, ia mengingatkan bahwa ujian iman seringkali datang dalam bentuk godaan yang persisten dan tersembunyi, bahkan di lingkungan terdekat sekalipun. Kedua, keberhasilan Yusuf dalam menghadapi cobaan ini bukan karena ia tidak tergoda, tetapi karena ia memilih untuk tetap setia pada prinsipnya dan mempercayai Tuhan. Ketiga, meskipun penolakan Yusuf akhirnya membawanya pada fitnah dan pemenjaraan, kesetiaannya yang gigih pada akhirnya membawanya pada pemulihan dan posisi yang lebih tinggi di kemudian hari. Kejadian 39:10 adalah bukti nyata bahwa integritas dan keteguhan iman adalah fondasi yang kokoh, bahkan di tengah badai kehidupan yang paling kelam.