"Maka ambillah bekal itu di tanganmu, dan pulanglah kamu dengan saudaramu itu, dan kembalilah kepada orang yang menyuruh kamu itu."
Ayat dari Kitab Kejadian 43:13 ini muncul pada momen krusial dalam kisah Yusuf. Setelah bertahun-tahun terpisah dari saudara-saudaranya, yang pernah berkhianat menjualnya menjadi budak, Yusuf kini menjabat sebagai penguasa di Mesir. Saudara-saudaranya, tanpa menyadari identitas Yusuf, datang ke Mesir untuk mencari makan karena kelaparan melanda negeri Kanaan. Yusuf, yang memegang kendali penuh atas distribusi pangan, mengambil kesempatan ini untuk menguji saudara-saudaranya dan melihat apakah mereka telah berubah.
Sebelum mereka diizinkan membawa pulang gandum yang mereka beli, Yusuf memberikan sebuah tugas kepada saudara-saudaranya: mereka harus kembali ke Kanaan dan membawa serta Benyamin, saudara kandung mereka yang bungsu. Penekanan pada Benyamin ini berasal dari kedalaman emosional yang dirasakan Yusuf terhadap adiknya, serta sebagai cara untuk menguji kesungguhan dan kesatuan saudara-saudaranya. Perintah dalam ayat 13 ini, "Maka ambillah bekal itu di tanganmu, dan pulanglah kamu dengan saudaramu itu, dan kembalilah kepada orang yang menyuruh kamu itu," adalah instruksi yang jelas dari Yusuf kepada saudara-saudaranya.
Lebih dari sekadar instruksi logistik, ayat ini mengandung makna yang lebih dalam. Bagi saudara-saudara Yusuf, ini adalah perintah untuk kembali ke rumah, menanggung tanggung jawab atas keputusan mereka, dan membuktikan komitmen mereka terhadap keluarga, terutama Benyamin. Perintah ini juga mengisyaratkan kepercayaan yang mulai diberikan Yusuf kepada mereka, meskipun dalam konteks pengujian. Mereka diizinkan membawa pulang persediaan yang telah mereka beli, sebuah tanda bahwa masa-masa sulit mereka akan sedikit teratasi, asalkan mereka memenuhi syarat yang diberikan.
Bagi Yusuf, ini adalah langkah strategis dalam rencananya yang lebih besar. Dia ingin menyaksikan bagaimana saudara-saudaranya akan berinteraksi dengan Benyamin saat mereka kembali. Apakah ada penyesalan atas perlakuan masa lalu mereka? Apakah mereka akan melindungi Benyamin sebagaimana mestinya? Ayat ini menjadi jembatan antara dua kunjungan mereka ke Mesir, menciptakan ketegangan dan antisipasi untuk pertemuan kembali.
Kisah ini, dan ayat spesifik ini, mengajarkan kita tentang tema-tema penting: kepercayaan yang harus dibangun kembali setelah dikhianati, pertanggungjawaban atas tindakan masa lalu, dan bagaimana pengampunan dapat menjadi fondasi untuk rekonsiliasi. Yusuf, meskipun memiliki kekuatan untuk menghukum saudara-saudaranya, memilih jalan yang lebih kompleks, melibatkan pengujian dan pemulihan hubungan. Perintah untuk membawa kembali Benyamin menunjukkan bahwa kebaikan dan kesatuan keluarga adalah prioritas utama, bahkan setelah penderitaan yang luar biasa. Dengan mengikuti perintah ini, saudara-saudara Yusuf memulai perjalanan yang akan membawa mereka pada pengakuan dosa mereka, penerimaan pengampunan, dan pemulihan hubungan keluarga yang patah.