Kisah tentang Yakub dan keluarganya yang turun ke Mesir adalah salah satu momen krusial dalam narasi Perjanjian Lama. Setelah bertahun-tahun hidup dalam ketidakpastian dan perjuangan, termasuk kelaparan yang melanda tanah Kanaan, Yakub akhirnya menerima kabar bahwa Yusuf, anaknya yang dikira telah mati, ternyata masih hidup dan memegang kekuasaan di Mesir. Perintah dari Firaun untuk membawa seluruh keluarga Yakub ke Mesir menjadi sebuah undangan yang mengubah seluruh jalannya sejarah Israel. Namun, di tengah kegembiraan dan harapan, ada juga rasa keraguan dan ketakutan. Perjalanan ke negeri asing, apalagi ke Mesir yang sering kali diasosiasikan dengan dunia luar bagi bangsa Israel, bukanlah hal yang sepele. Inilah latar belakang di mana Allah berbicara langsung kepada Yakub.
Ayat Kejadian 46:3 mencatat firman Allah yang sangat menghibur dan menguatkan Yakub. Allah tidak hanya mengakui identitas-Nya sebagai "Allah bapa-bapamu" – sebuah pengakuan atas perjanjian yang telah terjalin sebelumnya dengan Abraham dan Ishak – tetapi juga memberikan instruksi yang jelas: "janganlah takut turun ke Mesir". Ini adalah penegasan ilahi yang langsung mengatasi kekhawatiran hati Yakub. Ketakutan untuk meninggalkan tanah warisan, ketakutan akan hal yang tidak diketahui, dan mungkin juga kekhawatiran tentang bagaimana masa depan umat-Nya akan terbentuk di negeri asing.
Lebih dari sekadar meniadakan rasa takut, Allah memberikan alasan yang penuh janji: "sebab di sana Aku akan menjadikan engkau bangsa yang besar." Kata "besar" di sini tidak hanya mengacu pada jumlah populasi, tetapi juga pada signifikansi historis dan rohaniah. Allah berjanji untuk memelihara, mengembangkan, dan menjadikan keturunan Yakub sebagai sebuah bangsa yang kuat dan berarti di bawah kuasa-Nya. Janji ini bukan hanya untuk Yakub secara pribadi, tetapi untuk seluruh garis keturunannya, yang kelak akan menjadi umat pilihan-Nya. Ini adalah permulaan dari sebuah rencana ilahi yang akan berlangsung selama berabad-abad.
Kutipan dari Kejadian 46:3 ini mengajarkan kita pentingnya mendengarkan suara Allah di tengah situasi yang penuh tantangan. Ketika kita dihadapkan pada keputusan besar atau momen perubahan yang menimbulkan kecemasan, firman Tuhan sering kali menjadi penuntun dan sumber kekuatan kita. Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Dia hadir, berbicara, dan memberikan janji-janji yang dapat dipegang. Janji Allah untuk menjadikan Yakub bangsa yang besar di Mesir menunjukkan bahwa bahkan dalam situasi yang tampaknya genting atau asing, tangan Allah tetap bekerja untuk menggenapi rencana-Nya. Kita dipanggil untuk menanggalkan ketakutan, mempercayai janji-Nya, dan melangkah maju dalam keyakinan bahwa Dia akan menjadikan hal-hal besar melalui kita, sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.
Kejadian 46:3 adalah pengingat bahwa Allah berdaulat atas segala keadaan. Dia merencanakan, Dia bertindak, dan Dia memenuhi janji-Nya. Bagi Yakub, perjalanan ke Mesir bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah babak baru yang penuh dengan pertumbuhan dan pembentukan identitas sebagai sebuah bangsa, semuanya dimulai dengan sebuah firman yang meniadakan ketakutan dan meneguhkan janji.