Pertemuan yang Dinanti di Tanah Gosyen
Ayat pertama dari pasal 47 Kitab Kejadian membuka sebuah lembaran baru dalam narasi kisah Yusuf. Setelah bertahun-tahun terpisah oleh takdir yang penuh liku, sebuah momen yang sangat dinanti akhirnya tiba: pertemuan antara Yusuf dengan ayahandanya, Yakub, beserta seluruh keluarganya di tanah Mesir. Peristiwa ini bukan sekadar reuni keluarga, melainkan puncak dari rencana ilahi yang luar biasa, yang membuktikan bahwa Tuhan bekerja di balik setiap kesulitan untuk membawa kebaikan bagi umat-Nya.
Yusuf, yang kini telah bangkit dari lembah kesedihan dan menjadi orang kedua terkuat di Mesir, dengan antusias menghadap Firaun. Tujuannya jelas: memberitahukan kabar gembira kedatangan keluarganya. Penyampaian berita ini dilakukan dengan penuh hormat kepada sang raja, menunjukkan posisi Yusuf yang terhormat dan pengakuan atas otoritas Firaun. Frasa "Maka datanglah Yusuf dan memberitahukan kepada Firaun" menggarisbawahi inisiatif Yusuf dan kebijaksanaannya dalam mengelola situasi yang melibatkan keluarganya dan kerajaan.
Deskripsi tentang rombongan Yakub yang datang dari tanah Kanaan sangat detail. Yusuf menyebutkan "ayahku dan abang-abangku, beserta ternak mereka, domba domba mereka dan lembu lembu mereka, dan segala yang mereka miliki". Rincian ini memberikan gambaran yang jelas tentang skala kedatangan keluarga Yakub. Mereka tidak datang dengan tangan kosong, melainkan membawa seluruh aset kehidupan mereka, yang sebagian besar berupa ternak. Ini menunjukkan bahwa mereka adalah gembala, seperti leluhur mereka, dan bahwa kedatangan mereka ke Mesir adalah sebuah migrasi besar yang meliputi seluruh klannya. Pengelolaan ternak, domba, dan lembu adalah inti dari kehidupan ekonomi mereka, dan Yusuf memastikan Firaun memahami hal ini.
Lokasi kedatangan mereka, "tanah Gosyen", disebutkan dengan pasti. Tanah Gosyen dikenal sebagai daerah yang subur dan cocok untuk penggembalaan, terletak di bagian timur laut Mesir. Pilihan ini, yang diatur oleh Yusuf, merupakan bukti dari pemahamannya yang mendalam tentang kebutuhan keluarganya dan juga tentang kebaikan Mesir yang di bawah kepemimpinan Firaun. Yusuf telah mempersiapkan segalanya agar keluarganya dapat hidup dengan baik dan aman, terhindar dari bahaya kelaparan yang melanda tanah Kanaan.
Kejadian 47:1 mengajarkan kita tentang kesetiaan Tuhan dalam memelihara umat-Nya. Meskipun Yakub dan keluarganya mengalami masa-masa sulit, Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Melalui rencana yang rumit melibatkan pengkhianatan, perbudakan, dan pemenjaraan, Tuhan justru meninggikan Yusuf untuk menyelamatkan seluruh keluarganya dari kelaparan. Peristiwa ini juga menjadi pengingat akan pentingnya iman dan ketaatan. Yakub, meskipun tua, rela meninggalkan tanah warisannya untuk mengikuti petunjuk Tuhan yang dibawa oleh Yusuf. Ini adalah pengakuan bahwa pemeliharaan Tuhan seringkali terwujud melalui jalan-jalan yang tidak terduga dan melalui orang-orang yang Dia percayakan.
Perjumpaan di tanah Gosyen ini menandai babak baru dalam sejarah bangsa Israel. Ini adalah titik awal dari keberadaan mereka di Mesir, yang pada akhirnya akan mengarah pada perbudakan dan kelepasan yang luar biasa. Namun, di momen ini, yang terasa adalah kelegaan, penyatuan kembali, dan kepastian pemeliharaan ilahi. Yusuf telah berhasil membawa keluarganya ke tempat yang aman, mewujudkan janji dan pemeliharaan Tuhan yang telah dinantinya sejak lama.