Ayat Kejadian 48:13 mencatat sebuah momen penting dalam narasi Alkitab, yaitu berkat yang diberikan oleh Yakub kepada kedua cucunya, Efraim dan Manasye. Kedua anak Yusuf ini dibawa menghadap Yakub yang sudah tua dan hampir buta. Momen ini bukan sekadar tindakan nostalgia orang tua, melainkan sebuah tindakan profetik yang memiliki implikasi besar bagi masa depan keturunan Israel.
Yakub, atas bimbingan ilahi, melakukan sesuatu yang tidak lazim. Ia menyilangkan tangannya saat memberkati. Tangan kanannya yang biasanya melambangkan berkat yang lebih besar atau keutamaan, diletakkan di atas kepala Efraim, anak yang lebih muda. Sementara itu, tangan kirinya yang melambangkan berkat yang lebih rendah, diletakkan di atas kepala Manasye, anak yang lebih tua. Tindakan ini secara eksplisit menempatkan Efraim di posisi yang lebih tinggi dibandingkan Manasye dalam urutan berkat.
Reaksi Yusuf sangat jelas. Ia berusaha mengoreksi ayahnya, karena menurut kebiasaan, berkat tangan kanan seharusnya untuk anak sulung. Namun, Yakub dengan tegas menyatakan bahwa ia tahu apa yang dilakukannya dan bahwa Manasye pun akan menjadi bangsa, tetapi Efraim akan menjadi "suku bangsa yang penuh". Pernyataan ini menunjukkan bahwa Yakub bertindak bukan atas dasar pandangan manusia, melainkan atas hikmat ilahi yang mendahului keinginan dan tatanan duniawi.
Berkat ini menjadi fondasi bagi kedua suku dari keturunan Efraim dan Manasye. Dalam sejarah Israel, suku Efraim seringkali diasosiasikan dengan kekuatan dan kepemimpinan, bahkan dalam beberapa konteks, nama Efraim digunakan untuk merujuk pada Kerajaan Israel Utara secara keseluruhan. Manasye juga berkembang menjadi suku yang kuat, tetapi berkat Yakub memberikan penekanan khusus pada peran Efraim di kemudian hari.
Kejadian 48:13 mengajarkan beberapa hal penting. Pertama, bahwa berkat ilahi seringkali melampaui urutan biologis atau kebiasaan manusia. Kedua, hikmat dan penglihatan ilahi dapat melihat masa depan dengan lebih jelas daripada pandangan manusia. Ketiga, tindakan penempatan yang tidak biasa ini memiliki konsekuensi jangka panjang dalam pembentukan identitas dan peran suku-suku Israel. Momen ini adalah bukti bagaimana rencana Allah bekerja melalui individu untuk memenuhi janji-Nya bagi umat-Nya.