Kejadian 48:9

"Berfirmanlah Yusuf kepada ayahnya: "Anak-anakku, inilah yang dikaruniakan Allah kepadaku di sini." Lalu katanya: "Dekatkanlah mereka kepadaku, supaya kuberkati mereka.""
Ilustrasi simbolis berkat yang mengalir dari generasi ke generasi.

Ayat yang tertera pada Kejadian 48:9 membuka jendela menuju momen emosional dan penting dalam kisah Yakub dan kedua cucunya, Efraim dan Manasye. Pada usia senja, Yakub, yang dulunya bernama Israel, dipanggil untuk memberikan berkat terakhir kepada anak-anak Yusuf. Momen ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah penegasan kembali janji Allah dan penyerahan warisan spiritual yang sangat berharga.

Yusuf membawa kedua putranya, Efraim dan Manasye, ke hadapan ayahnya. Sangat wajar bagi Yusuf untuk mengharapkan Yakub memberkati Manasye terlebih dahulu, sebagai anak sulung. Namun, Allah memiliki rencana yang lebih besar, dan Yakub, dipimpin oleh Roh Kudus, bertindak sesuai dengan kehendak ilahi. Frasa "inilah yang dikaruniakan Allah kepadaku di sini" menunjukkan pengakuan Yusuf atas kedaulatan Allah dalam segala pencapaiannya, termasuk kehadiran kedua putranya yang lahir di tanah asing, Mesir.

Permintaan Yakub, "Dekatkanlah mereka kepadaku, supaya kuberkati mereka," menandakan keseriusan dan pentingnya tindakan tersebut. Berkat seorang patriark memiliki bobot yang luar biasa dalam budaya dan tradisi Israel. Berkat ini bukan hanya sekadar ucapan, melainkan penyerahan hak kesulungan spiritual, pengakuan sebagai bagian dari perjanjian Allah, dan harapan akan masa depan yang diberkati.

Meskipun Yusuf berusaha mengatur agar Yakub memberkati Manasye dengan tangan kanan (yang melambangkan berkat utama) di atas kepala Manasye, Yakub dengan sengaja menyilangkan tangannya. Ia menempatkan tangan kirinya di atas kepala Efraim (yang lebih muda) dan tangan kanannya di atas kepala Manasye. Tindakan yang tampak aneh ini mengungkapkan hikmat ilahi yang memimpin Yakub. Allah seringkali memilih yang lebih lemah atau yang dianggap tidak layak untuk menunjukkan kuasa-Nya dan untuk menggarisbawahi bahwa berkat datang bukan dari kekuatan atau urutan alami, melainkan dari pilihan Allah sendiri.

Kejadian 48:9 menjadi pengingat kuat bahwa berkat ilahi melampaui harapan dan perhitungan manusia. Dalam konteks ini, berkat Yakub atas Efraim dan Manasye bukan hanya tentang kehidupan mereka di Mesir, tetapi juga tentang peran mereka dalam membentuk masa depan umat Allah. Keturunan Efraim dan Manasye akan menjadi bagian integral dari bangsa Israel, menunjukkan bagaimana Allah dapat menggunakan individu-individu yang tampaknya tidak menonjol untuk memenuhi tujuan-Nya yang agung. Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu terbuka terhadap pimpinan Allah, bahkan ketika itu bertentangan dengan logika atau tradisi kita, karena dalam kedaulatan-Nya terdapat berkat yang melimpah dan tak terduga.